Pada hari Minggu tanggal 9 Agustus 2009 telah dilaksanakan kebaktian umum sekaligus perayaan pesta Olob-Olob di lingkungan jemaat GKPS Denpasar. Diawali dengan ibadah yang dimulai agak molor (sekitar pukul 10.30 WITA), secara keseluruhan ibadah umum berlangsung sangat khusyuk. Jemaat yang cukup banyak menghadiri ibadah kali ini dapat memuji Tuhan dengan sukacita.
Pelaksanaan ibadah kali ini memang dirasakan cukup berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan pada pintu masuk gereja yang biasanya jarang ditemui penerima tamu kini telah ada penerima tamu yang selalu tersenyum setiap kali jemaat yang baru tiba di gereja akan memasuki gereja. Penerima tamu yang tak lain adalah pemuda (Sdr. Benny Saragih, ST. dan Sdri. Loviner br. Purba) membagikan selembar tata ibadah dan juga demban (daun sirih) yang didalamnya diselipkan secarik kertas yang berisikan ayat Alkitab yang harus dibaca oleh jemaat yang menerimanya sebagai pedoman. Sekedar info, ibadah sekaligus pesta olob-olob kali ini dikonsep oleh pemuda yang dikoordinir oleh Vic. Pdt. Rolandi Situmorang.
Ibadah berlangsung seperti biasannya dengan pemain music serta singer yang bertugas adalah pemuda/i. Seluruh jemaat mengikuti dengan baik. Khotbah yang dibawakan oleh Pendeta Resort S. Sipayung pun begitu indah sehingga membawa berkat bagi semua yang mendengarkannya. Di tengah-tengah ibadah sebenarnya pula telah dilangsungkan pelantikan pengurus pemuda antarwaktu dan panitia pembangunan oleh Pendeta Resort sendiri. Pengurus pemuda antarwaktu tersebut yaitu Sdr. Eben Purba (Sekretaris)dan Sdri. Dormiana br. Djawak (Bendaraha). Sementara itu, ketua panitia pembangunan sendiri adalah bapak D. Simarmata (Kebo Iwa).
Seusai ibadah, dilanjutkan dengan pesta olob-olob yang dimeriahkan dengan acara lelang parsel buah dan lain-lain. Acara ini dikoorndinir oleh St. R. Saragih selaku pembimbing pemuda GKPS Denpasar. Acara ini begitu meriah disertai rasa sukacita oleh seluruh jemaat. Hampir seluruh kategorial turut ambil bagian dalam pelelangan kali ini. Bahkan lelang kali ini begitu alot karena ada beberapa jemaat yang sengaja menambahkan harga lelang sedikit demi sedikit dengan agak “usil”. Pemuda yang berada diluar gedung gereja (tepatnya di depan pintu masuk gereja) pun jadi ikut-ikutan. Suasana pun semakin gembira.
Setelah itu, pesta dilanjutkan dengan rekreasi bersama di lapangan pelabuhan Benoa yang kebetulan dekat dengan gedung gereja. Pada awalnya akan dilaksanakan di pantai Serangan tetapi karena alasan yang kurang jelas hal tersebut dibatalkan. Hal ini sama sekali tidak mengurangi sukacita yang ditunjukkan oleh semua jemaat. Setelah makan siang bersama, dilanjutkan dengan beberapa lomba-lomba antara lain paku dalam botol, kacang-sumpit, dan lain-lain. Semua begitu gembira. Setelah semua lomba selesai dan dibagikan beberapa hadiah kepada pemenang lomba, semua jemaat mengakhiri dengan doa bersama lalu pulang ke rumah masing-masing. Sungguh hari Minggu yang amat ceria. Tuhan Yesus memberkati kita.

Ini foto-foto dalam kegiatan tersebut.

1.Lomba bawa susu botol di atas kepala









2.Lomba masukkan paku dalam botol









3.Paduan Suara Kaum Inang









4.Penerima Tamu









5.Keceriaan Minggu Sore









6.VG Pemuda












7.Lomba bawa Kacang pakai sumpit









8.Pelantikan Pengurus Pemuda antarwaktu









9.Pesan Berantai









10.Beberapa Pemuda Baru (Putri Purba & Okto Girsang)












11.Kebersamaan yang Indah


Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, August 30, 2009 0 komentar


Pada suatu pertemuan di Washington, seorang pejabat Indonesia bertemu dengan pengusaha raksasa produsen telepon genggam. Cerita punya cerita sang produsen menawarkan produknya, sebuah handphone GSM yang bisa digunakan menghubungi kemana saja termasuk ke surge dan neraka.
Pejabat tersebut akhirnya mencoba menghubungi isterinya yang pertama yang telah meninggal akibat stroke setelah salah makanan…..termasuk makan uang hasil korupsi sang suami.

Sang pejabat tersebut bertanya kepada si Amerika tadi, tentang berapa harus membayar untuk pembicaraan 3 menit tadi. Ternyata mahal juga, sang pejabat harus membayar US$200. Wah mahal juga tapi tak apalah…
Akhirnya sang pejabat tertarik membeli HP sejenis dan membawanya pulang ke Indonesia. Sampai di Indonesia dia menghubungi sang isterinya yang sudah meninggal tadi. Setelah berbicara hamper satu jam dicek bahwa pembicaraan itu hanya menghabiskan US$10. Langsung dia menghubungi si Amerika tadi: “Hai yang bener aja kemarin di Amerika saya pakai Cuma tiga menit harus bayar US$200, mahal bener barusan disini saya coba pakai 1 jam cuma US$10. ”
Si Amerika dengan santainya menjawab, “Ya tentu saja….Indonesia kan dekat dengan neraka, tarifnya mungkin local.” Hahaha…ada-ada saja….

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Monday, August 24, 2009 0 komentar


Ayah: "Apa yang kamu pelajari di Sekolah Minggu pagi ini?"
Anak: "Kami belajar tentang bagaimana Musa secara diam-diam memimpin bangsa Israel keluar dari cengkraman bangsa . Mesir. Musa memerintahkan ahli bangunan utuk membangun jembatan ponton setelah semua orang menyeberang, Musa mengirimkan bom untuk menghancurkan jembatan dan pasukan mesir serta tank-tank mesir yang mengikuti mereka."

Ayah: "Apakah gurumu benar-benar menceritakan hal itu."
Anak: "Tidak, tapi bila aku menceritakan seperti yang diceritakan guru sekolah minggu, ayah pasti tidak percaya."

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Friday, August 21, 2009 0 komentar

Ada suatu dongeng mengenai seorang pedagang yang membawa barang dagangan berupa kapas dan garam. Dagangannya dimuatkan pada 2 ekor keledai, untuk dibawa ke suatu tempat yang jauh.
Keledai yang bermuatan kapas selalu mengeluh, “Huh, alangkah beratnya bebanku. Bungkusan yang sekian besar harus kupikul. Enak dia temanku, muatan di punggungnya jauh lebih kecil, pasti lebih ringan. Ini tidak adil.”
Ketika mereka sampai di tepi sungai, hari sudah mulai siang dan matahari bersinar dengan teriknya. Mereka istirahat di tepi sungai itu. Karena merasa kegerahan, keledai yang membawa muatan garam, cepat-cepat turun ke sungai, hendak minum dan merendamkan diri.

Setelah keluar dari sungai, ia merasakan bebannya berkurang. Melihat hal ini, keledai yang bermuatan kapas, mencoba melakukan seperti yang dilakukan temannnya, tetapi apa yang terjad? Bebannya bukan semakin ringan, tetapi semakin berat.
Sering orang mengeluh kepada Tuhan, karena beban hidupnya terasa berat, dan memandang beban hidup orang itu ringan. Padahal tidak selalu demikian….(I Korintus 10:13). Tuhan Yesus memberkati…Amin.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Thursday, August 20, 2009 0 komentar


Tuhan Yesus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Tapi apakah
adik-adik tahu mengenai nasib 12 murid-murid Tuhan Yesus yang lain? Itu loh, 12 murid
yang telah dipilih Tuhan Yesus. Simak ya bagaimana penderitaan murid-murid Tuhan
Yesus tersebut karena menjadi saksi Kristus.
1. Matius meninggal dunia, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Etopia.
2. Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya di seret hiduphidup
dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan
ajalnya.
3. Lukas meninggal dunia di gantung di Yunani, setelah ia berkothbah di sana kepada
orang-orang yg belum mengenal Tuhan.
4. Yohannes direbus atau lebih tepatnya digoreng di dalam bak minyak mendidih di
Roma. Tetapi karena Tuhan masi ingin memakai Yohanes lebih jauh, maka
keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah digoreng hidup-hidup, ia bisa hidup
terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dah diasingkan ke pulau PATMOS untuk kerja
paksa di tambang batubara.
Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis kitab
WAHYU. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa
(Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yg bisa mencapai lanjut usia dan meninggal
dengan tenang.

5. Petrus telah disalib dengan kepala di bawah. Kayu salib untuk Petrus dipasang
berbeda, ialah secara hurdisalib. Ia merasa tidak layak untuk mati dan disalib sperti
Tuhan Yesus.
6. Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, dilempar
ke bawah dari puncak bubungan Bait Allah, di tempat yg sama dimana si setan
membawa Yesus untuk digoda. Ia meninggal dunia setelah dilempar dari tempat
tersebut.
7. Yakobus anak Zebedeus adalah nelayan dan murid pertama Yesus yg dipanggil. Ia
dipenggal kepalanya di Yerusalem. Pada saat-saat disiksa pun, ia tidak pernah
menyangkal Tuhan Yesus, bahkan ia berusaha berkhotbah terus, bukan hanya
kepada tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yg menghukum dan menyiksa
dia dengan kejamnya. Sehingga akhirnya orang Romawi itu mendampingi Yakobus
pada saat ia dihukum penggal, bukan sekedar hanya untuk menyaksikan, melainkan
juga untuk turut dihukum dan dipenggal bersama dengan Yakobus. PAda saat ia
mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil
berdoa.
8. Bartolomeus yang lebih di kenal sebagai Natanael. Ia menjadi misionaris di Asia,
antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah
ia mendapat hukuman cambuk sehingga semua kulitnya menjadi hancur terlepas.
9. Andreas juga disalib sperti Petrus dengan cara X di Yunani. Sebelum meninggal, ia
disiksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara
demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Bahkan
pada saat ia disiksa pun tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus, dua hari sebelum
ajalnya tiba. Berkhotbah sambil dihukum cambuk.
10. Thomas mati ditusuk oleh tombak di India.
11. Yudas saudaranya dari Tuhan Yesus dihukum mati dengan panah, karena ia tidak
bersedia untuk mengingkari Tuhan Yesus.
12. Matias, rasul pengganti Yudas Iskariot, mati dihukum rajam dan akhirnya kepalanya
di penggal.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Monday, August 17, 2009 1 komentar


Aku bilang cinta kamu
Kamu bilang tunggu jawabanku
Aku tunggu-tunggu tak ada juga jawaban darimu
Sampai sekarang aku menunggu
Mana jawabanmu…….??
Kamu bilang tunggu ayahku pulang
Ayahmu pulang kamu bilang tunggu ibuku pulang

Ibumu pulang kamu bilang tunggu nenekku pulang
Akhirnya aku menunggu lagi
Lelah aku menunggu
Aku beranikan menanyakan dimana nenekmu…..??
Aku piker kamu akan menyuruhku menunggu lagi
Akhirnya kau memberiku jawaban pasti
Alangkah terkejutnya aku mendengar jawabanmu…
Nenekmu sudah mati…???????????//kapan dia kembali……??????
Haruskah aku menyusulnya mati dan membawanya kembali…???

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar


Oleh: Pdt Albert H Purba
Apa itu Teologi Sermon?
Pada suatu hari, dalam suatu perjalanan menuju ke tempat pelayanan yang relatif jauh, saya terlibat dalam suatu percakapan panjang seputar kehidupan bergereja, hidup beriman dan pemahaman akan Alkitab dengan seorang “syamas muda” pemilik mobil sekaligus driver yang menjemput saya, dan juga seorang “sintua senior” yang bersama kami dalam satu rombongan. Kedua parhorja ini baru saya kenal. Perbincangan begitu asyik dan penuh diskusi. Uniknya, sang “sintua senior” tidak hanya bercerita tentang pengalaman pelayanannya yang sudah melebihi tiga dekade di GKPS, tetapi juga banyak bertanya kepada saya selaku pendeta meskipun jujur saya merasa masih terlalu “yunior” dalam korps pelayan di GKPS. Di akhir suatu penjelasan saya atas pertanyaan-pertanyaan mereka, sang “sintua senior” berkata, “Tarima kasih ma pandita bani hatoranganmu ai, tambah ma use pangarusion nami. Hanami sintua-syamas on kan porlu do tong ope marlajar. Naha ma, pambotohnami kan sebatas ‘teologi sermon’ do.”
Sejenak saya tercenung mendengar kalimat “teologi sermon”. Maka saya segera bertanya kepada mereka, “apa itu teologi sermon?” Dari penjelasan sintua itu saya memahami bahwa “teologi sermon” adalah pengetahuan dan pemahaman tentang kekristenan, hidup bergereja, hidup beriman dan khususnya pengetahuan akan Alkitab yang mereka (sintua dan syamas) peroleh melalui kegiatan sermon parhorja ni kuria setiap minggunya. Sepintas saya tersadar bahwa kegiatan sermon sudah berfungsi sebagai “sekolah teologi” bagi parhorja, di mana yang menjadi “staf pengajar” adalah pendeta atau penginjil, khususnya pendeta resort/jemaat yang bertugas (dan bertanggungjawab) di resort yang bersangkutan.
Karakteristik Teologi Sermon
Berpijak dari pemahaman sermon parhorja sebagai “sekolah teologi” bagi pelayan sintua dan syamas di GKPS, maka corak teologi yang diterima mereka adalah warisan dari teologi yang dimiliki oleh petugas penuh waktu (singkatnya: pendeta) yang bertugas di tempat itu. Artinya peran pendeta selaku “dosen teologi” bagi sintua dan syamas sangat menentukan dalam hidup berteologi kaum pelayan “part-time” ini. Umumnya hingga saat ini para pendeta GKS memiliki teologi dari sekolah-sekolah yang didukung oleh gereja-gereja mainstream (gereja-gereja arus utama) atau yang lebih dikenal dengan istilah gereja-gereja tradisional untuk membedakannya dari gereja-gereja injili (seperti Reformed) dan gereja-gereja pentakostalis/kharismatik (seperti Bethel). Biasanya gereja-gereja mainstream di Indonesia menganut teologi pietesme, yang menekankan kesalehan, hidup beribadah dan bergereja. Gereja kita juga mengenal dan “mengaku” sebagai aliran Lutheran, yakni berupa ajaran-ajaran yang berasal dari tokoh reformator gereja Martin Luther. Namun sekarang ini, dengan bergulirnya perkembangan teologi di dunia dan di Indonesia, para pendeta juga dituntut untuk semakin banyak belajar teologi.
Bergulirnya pemahaman teologi yang berkembang yang dipelajari para pendeta, itu juga mengalir ke dalam “teologi sermon”. Jadi umumnya karakteristik teologi sermon adalah teologi yang imemehkon pendeta kepada parhorja i kuria in. Mengingat adanya proses mutasi atau pergantian tugas dikalangan pendeta dalam satu resort/jemaat, bisa juga berdampak pada munculnya warna-warni teologi (karena pola pendeta-centered tadi) dalam pemahaman sintua dan syamas di GKPS. Namun, apakah warna-warni teologi yang dibawa setiap pendeta yang bertugas itu perlu diperdebatkan atau diributkan? Tentunya tidak. Dituntut pemahaman yang positif dari sintua dan syamas bahwa warna-warni teologi itu bukan untuk diributkan atau untuk dipilih mana yang baik. Sebaliknya, warna-warni teologi itu akan memperkaya wawasan berteologi “kaum awam” dalam kehidupan beriman.

Kalau begitu, apakah makna berteologi itu?
Sederhananya Teologi atau Theologia adalah suatu kata yang berasal dari kata teos dan logos. Teos artinya Tuhan, logos artinya ilmu. Jadi teologi atau theologia adalah ilmu atau pemahaman tentang Tuhan yang ilahi. Namun ber-teologi tidaklah sesederhana dalam arti proses mengenal Tuhan secara ilmu. Berteologi adalah suatu kegiatan berefleksi (secara sistematis dan teoritis) orang percaya atas pegalaman imannya. Berteologi adalah suatu kegiatan orang percaya bersama dengan sesama orang beriman di dalam gereja Tuhan yang universal untuk (terus) bergumul dengan Firman Tuhan dan merefleksikannya dalam kehidupan nyata sehari-hari, atau sebaliknya merfleksikan secara teologis kehidupan praktis dengan kebenaran Firman Tuhan. Berteologi tidak sekedar membaca dan mengetahui kebenaran Firman Tuhan, tetapi harus merefleksikan kebenaran itu dalam hidup beriman kepada Allah dalam kehidupan nyata. Berteologi adalah cara orang beriman menjelaskan arti imannya dalam kaitan kenyataan hidup di mana dia berada (kontekstual). Sederhananya, dengan semakin banyak “teologi sermon” yang dimiliki para sintua dan syamas, maka semakin diperkaya untuk merefleksikan pengalaman imannya (goluh na marTuhankon Jesus Kristus) dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan berteologi (sermon) diharapkan kita semakin mengenal Tuhan, semakin melihat perbuatan-perbuatan besar (the great things) dari Allah untuk keselamatan manusia. Dalam hidup ini, kita terus berefleksi akan pengalaman iman kita. Jadi kegiatan berteologi adalah kegiatan sepanjang hidup kita. Hidup adalah berteologi.

Berteologi dalam hidup
Jikalau satu tahun rata-rata seorang parhorja mengikuti sermon parhorja 40 kali dengan bobot 1,5 - 2 jam atau istilah mahasiswa 2 SKS, bukankah seorang parhorja yang dengan masa tugas di atas 20 tahun layak menyandang gelar “sarjana teologi sermon” (yag biasanya seorang sarjana teologi atau STh dari sebuah STT harus mengikuti lebih kurang 150 SKS) dari “Sekolah Teologi Sermon” (STS) tersebut? Terlepas dari kita setuju atau tidak, namun hal yang terpenting bukanlah gelarnya, tetapi bagaimana “teologi sermon” itu menjadi bagian dalam kehidupan seorang parhorja. Sepanjang hidup seorang parhorja harus berteologi. Bergumul bersama dan di dalam Tuhan untuk mengerti arti kehidupan dan karya keselamatan Tuhan bagi diri sendiri, bagi keluarga, bagi gereja, bagi masyarakat dan dunia ini. Tentu “teologi sermon” (yang sudah begitu banyak SKS-nya di dapat) itu akan menjadi modal yang cukup (efektif) untuk menjadikan parhorja-parhorja kuria yang handal di GKPS ini.

Parhorja (sintua dan syamas) selaku teolog awam dan pelayan handal di GKPS
Dari segi organisasi, tentu para sintua dan syamas menjadi aset sumber daya pelayan (parhorja) yang cukup luar biasa bagi GKPS. Coba kita renungkan, di GKPS yang lebih kurang terdiri atas 200-an ribu orang warga jemaat dengan 600-an buah jemaat dilayani hanya oleh lebih kurang 200 pendeta dan 80 penginjil GKPS. Cukup dan effektifkkah itu? Tentu jawabannya tidak. Bukankah parhorja sintua-syamas yang jumlahnya 12 ribu-an di GKPS ini akan menjadi ujung tombak pelayanan gereja di GKPS yang kita cintai dan syukuri ini?
Alangkah luar biasa hasilnya jika semua parhorja (pendeta, penginjil, sintua dan syamas) di GKPS ini bekerja (melayani) dengan baik, berteologi dengan baik, bukankah kuantitas dan kualitas gereja GKPS semakin bertumbuh dan berkembang semakin baik? Mari kira renungkan dan jalankan bersama.


Pesan Penutup
Akhirnya, Sermon (mar-sermon) adalah salah satu wadah “pendidikan teologi” bagi parhorja di GKPS. Ase, ringgas, rajin ma ham marsikolah bapa pakon inang hasoman parhorja kuria (sintua pakon syamas) i GKPS on. Supaya kita semakin diperlengkapi untuk mengerjakan tugas pelayanan ini. Supaya “teologi sermon” itu menjadi bagian dari hidup kita untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan. Eta, ringgas ma hita marsermon. Porluhon janah pongkuthon hita ma ai tene. Horas.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, August 12, 2009 0 komentar


Seorang ibu yang mempunyai anak tunggal datang kepada seorang Hamba Tuhan dan mengutarakan isi hatinya. Pendeta, " Waktu saya berdoa, saya selalu takut untuk mengatakan kepada Tuhan, kehendakMu yang jadi. " Karena saya takut Tuhan akan mengambil anak saya satu-satunya dan juga mungkin memberikan pencobaan-pencobaan yang berat.

Nampaknya pendapat ibu ini cukup beralasan, tetapi Hamba Tuhan tersebut menjawab, "Seandainya anak ibu datang kepada anda dan anak itu mengatakan ingin melakukan apa saja yang meyenangkan hati anda, apakah anda berpikir untuk membebani anak tersebut dengan pekerjaan berat yang tidak sanggup dilakukan oleh anak ibu?" "Oh... tidak." Kata ibu itu, ‘ tentu saja saya akan memberikan pekerjaan yang dapat ia kerjakan dan yang tidak akan membuatnya celaka." Lalu hamba Tuhan itu menegaskan "Apakah anda berpikir bahwa Tuhan yang penuh kasih itu tidak mempunya hati yang lebih baik daripada hati anda?"
Terlalu sering kita merasa takut mengatakan kepada Tuhan "KehendakMu yang jadi," kita berpikir kalau berkata demikian kita akan mendapat masalah atau pergumulan yang berat. Tuhan melebihi manusia yang paling baik sekalipun. Masihkah kita harus takut untuk berkata," Biarlah kehendak-Mu yang jadi' kepada Allah?

Jika kita berkata," Biarlah kehendak-Mu yang terjadi," itu berarti kita mengijinkan rencana Allah yang indah itu terjadi di dalam kehidupan kita. Dan itu juga berarti kita siap melihat hal-hal yang terbaik yang diberikan Allah untuk kita semua.

Segala sesuatu yang datang dari Tuhan adalah indah dan tidak pernah mencelakakan anak-anak-Nya, tetapi mendatangkan kebaikan.

"Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Sorga!" (Matius 7:11)

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Tuesday, August 11, 2009 0 komentar

Sebelum mati di kayu salib, Tuhan Yesus mengucapkan 7 sabda terakhir di dalam hidupnya. Kita tahu ga, kira-kira apa saja sabdanya? Ini adalah 7 sabda yang Tuhan Yesus ucapkan di saat-saat terakhir menjelang kematian-Nya:
1. "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:24)
Ini adalah doa Tuhan Yesus untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Dosa-dosa kita semua. Doa ini merupakan jawaban atas penebusan dosa kita.
2. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:43). Ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya jalan bagi kita semua untuk dapat menuju Bapa di surga. Tidak ada jalan lain untuk bisa sampai kepada Bapa, selain melalui Tuhan Yesus.
3. “Ibu, inilah anakmu!" "Inilah ibumu!" (Yohanes 19:26-27)
Tuhan Yesus mau supaya kita bisa memberi diri terhadap sesama kita. Kita harus menolong sesama tanpa melihat sukunya, agamanya, dll.4. "Eli, Eli, lama sabachtani? Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46)
Tuhan Yesus berteriak seperti ini karena memang beban yang ditanggung-Nya amatlah sangat berat. Tuhan Yesus menanggung dosa-dosa kita semua.
5. "Aku haus!" (Yohanes 19:28)
Tuhan Yesus merasakan haus yang luar biasa. Kita juga harus “haus” akan Firman Tuhan. “Haus” juga akan air supaya mendapat hidup yang kekal.
6. "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30)
Kita telah dibayar lunas oleh Tuhan Yesus. Semua dosa kita sudah selesaidibayar melalui kematian Tuhan Yesus di kayu salib.
7. "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Lukas 23:46)
Allah adalah pemberi kehidupan dan kepada Allah juga kita serahkan kehidupan kita.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Friday, August 7, 2009 1 komentar


Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, August 5, 2009 0 komentar

Si kecil Bobby disuruh ayahnya pergi tidur, tetapi lima menit kemudian ia berteriak.
“Ayah…”
“Ada apa Bobby?”
“Aku haus. Bolehkah aku minum air?”
“Tidak! Tadi kan kamu sudah minum, ayo tidur!”
5 menit kemudian…
“Ayah…”
“Ada apa lagi Bobby?”
“Aku haus. Bolehkah aku minum air?”
“Tidak! Ayo tidur, kalau tidak ayah pukul pantat kamu!”

5 menit kemudian…
“Ayah!!”
“Ada apa lagi Bobby?!”
“Kalau ayah mau dating pukul pantat saya, sekalian bawain air minum ya, aku haus…”

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar












Ketika aku masih kecil dan bebas,
dan imanjinasiku tidak ada batasnya, aku
mengimpikan untuk mengubah dunia;
ketika aku semakin besar dan
semakin bijaksana, aku sadar bahwa
dunia tak mungkin diubah.
dan aku putuskan untuk mengurangi
impianku sedikit dan hanya mengubah
negaraku. Tetapi itupun tampaknya
tidak mungkin.
ketika aku memasuki usia senja,
dalam suatu upaya terakhir, aku berusaha
mengubah keluargaku sendiri, mereka
yang paling dekat denganku, tetapi sayang,
mereka tidak menggubrisku.


dan sekarang menjelang ajal, aku sadar
(mungkin untuk pertama kalinya) bahwa kalau
saja aku mengubah diriku dulu, lalu dengan
teladan mungkin aku bisa mempengaruhi
keluargaku, dan dengan dorongan serta
dukungan mereka mungkin aku bisa membuat
negaraku menjadi lebih baik, dan siapa tahu,
mungkin aku bisa mengubah dunia.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, August 2, 2009 0 komentar





Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar





Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Subscribe here

Tentang Kami

My photo
Denpasar, Bali, Indonesia
WELLCOME to Gereja Kristen Protestan Simalungun Bali... Di sini tempat kita memuji Tuhan Yesus Kristus, tempat kita belajar Firman Tuhan... Let's praise Jesus Christ..!!Haleluya...

Pengurus Gereja

Pendeta
Pdt. Melena br. Turnip

Pimpinan Majelis

Vorhanger : St. Jansen Purba Sidagambir
Wapeng : St. Rajalim Saragih Simarmata
Sekretaris : Sy. Johny Damanik
Bendahara : St. W. Saragih Simarmata

Anggota Majelis
St. Rajalim Saragih
St. H. F. Sinaga
Sy. HJ. Sipayung
Sy. Enrico Purba
Sy. Doni F. Sinaga
Sy. Jayansen Sipayung
Sy. E. H. Sinaga
Sy. Jadima Purba Sidagambir
Sy. Benny Saragih
Sy. Jonrianto Purba

Seksi-seksi/Koordinator
Bapa: Sy. Jayansen Sipayung
Wanita: Ny. M. Lisbeth Br. Saragih
Pemuda: Sy. Donny Sinaga
SM: Ny. Evi K. Br. Girsang

Pembimbing
Bapa: St. H. F. Sinaga
Wanita: St. W. Saragih Simarmata
Pemuda: Sy. Jadima Purba Sidagambir
SM: Sy. Jonrianto Purba

Translate

GKPS Denpasar's Moments

Pensi Pgkps Denpasar

Ianan, Lokasi


View Tanjung Benoa in a larger map