Prinsip pengaturan waktu sebenarnya sederhana dan mudah dimengerti. Namun, kenyataannya ada banyak kesulitan yang berhubungan dengan waktu teduh disebabkan oleh masalah pengaturan waktu! Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata, “Bila Anda tidak berjumpa dengan Allah di pagi hari, maka Dia tidak akan menyertai Anda sepanjang hari itu”? Lalu, apakah Anda merasa bersalah? Itulah yang dirasakan oleh kebanyakan orang.

Atau, pernahkah Anda mendengar seseorang berkata, “Saya telah berdoa selama dua jam pagi ini; sungguh luar biasa!” Namun lagi-lagi kita diliputi perasaan sedih dan bersalah, karena kita tahu kehidupan doa kita belumlah memadai.
Rasa bersalah dapat muncul karena banyak sebab. Sebagian mungkin karena alasan yang jelas, tetapi sebagian lagi mungkin karena kesalahpahaman mengenai waktu yang digunakan untuk bersekutu dengan-Nya. Renungkan sejenak dan ingatlah bahwa yang menjadi dasar persekutuan Anda dengan Tuhan adalah waktu bagi Allah—bagi hubungan Anda dengan-Nya. Waktu teduh adalah saat untuk mengenal dan mengasihi Dia sebagai pribadi—sebagai sahabat—secara lebih baik. Dia adalah pribadi yang mampu berpikir, membuat pilihan, dan merasakan—sebagaimana Dia juga menciptakan kita demikian. Kita dapat mengasihi-Nya, meskipun kita tidak dapat melihat-Nya.
Waktu teduh adalah waktu yang dipersembahkan bagi seseorang. Kita tidak akan pernah dapat menjalin persahabatan dengan seseorang hanya dengan berbincang-bincang dengannya di pagi hari. Tentu saja tidak benar bahwa Tuhan tidak akan menyertai kita jika kita tidak bersekutu dengan-Nya pada pagi hari. Ini adalah pandangan yang sangat sempit tentang Allah. Suatu hubungan tidak bergantung semata-mata pada banyaknya waktu yang diberikan untuk seseorang. Kualitas waktu sangat penting. Jadi, bila jumlah waktu itu penting, maka terlebih lagi kita harus mengevaluasi penggunaan waktu kita tiap-tiap hari.
Jangan gunakan pengalaman orang lain sebagai ukuran bagi kita. Memang Anda dapat belajar dari pengalaman orang lain, tetapi yang lebih berarti adalah hubungan Anda secara pribadi dengan-Nya.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, March 31, 2010 0 komentar

Hampir semua agama di dunia memiliki tempat suci, baik umat Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, ataupun agama yang lainnya. Tembok Ratapan (Tembok Barat) yang terletak di Yerusalem, yang juga dikenal sebagai Dinding Ratapan, adalah bangunan paling suci bagi umat Yahudi si seluruh dunia. Tembok ini dipuja sebagai peninggalan terakhir dari Bait Allah yang terakhir dibangun.

Tembok Barat yang ada saat ini adalah bagian dari tembok yang tersisa yang dibangun oleh Herodes di sekeliling Bait Allah yang kedua, dan dibangun pada tahun 20 SM.
Titus pada tahun 70 M menyelamatkan bagian tembok ini beserta dengan batu-batu besarnya untuk menunjukkan pada generasi mendatang kebesaran tentara Romawi. Mereka menghancurkan bagian lain dari bangunan yang ada sebelumnya. Selama periode pendudukan Romawi, orang Yahudi tidak diperkenankan untuk memasuki Yerusalem, namun selama periode Byzantinum, orang Yahudi diperkenankan untuk memasuki Yerusalem sekali dalam setahun yaitu pada waktu peringatan kehancuran Bait Allah untuk meratapi pemecahan bangsa mereka dan menangisi kehancuran Bait Kudus. Bagian tembok yang ada sekarang ini kemudian dikenal sebagai Tembok Ratapan. Kebiasaan berdoa di tembok ini berlanjut selama berabad-abad. Sejak tahun 1948 – 1967, orang Yahudi tidak diperkenankan untuk mendatangi tembok ini karena tembok yang berada di Yerusalem ini berada dalam kekuasaan pemerintahan Yordania. Setelah peperangan Arab – Israel tahun 1967 yang dikenal dengan Perang Enam Hari, di mana Israel menang besar dan wilayah kekuasaannya bertambah secara signifikan, Yerusalem termasuk dalam wilayah yang ditaklukkannya dan sampai saat ini berada dalam kekuasaannya. Sejak saat itu Tembok Ratapan menjadi tempat untuk bersukacita nasional sebagaimana layaknya tempat untuk peribadatan. Sebuah lapangan terbuka yang luas disediakan sebagai wadah bagi beribu-ribu orang yang ingin melakukan ibadahnya. Bersebelahan dengan tempat ini, berdiri Dome of the Rock (Kubah Batu) yang berseberangan dengan Mesjid Al Aqsa yang dipercaya sebagai salah satu tempat suci kaum muslim. (J. Husen Setiawan/St. Agnes-Sumber : Tanah Suci/Sami A)

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Guru sekolah minggu tokoh yang paling utama dalam membimbing anak di sekolah minggu dan memperkembangkan anak agar mencapai/menuju kedewasaan. Oleh karena itu, hal yang pertama-tama harus diperhatikan guru untuk dapat menarik minat murid ialah penampilan dan sikapnya. Usahakan jangan terlalu formal dan penuh disiplin, agar anak tidak takut dan enggan di sekolah minggu.Guru harus mampu menjadi tokoh yang berkesan dan berwibawa. Di samping segi penampilan yang tidak boleh dilupakan, maka ada beberapa fungsi guru yang aktif yakni:

A. Mengawasi dan membantu anak dalam menghadapi kesukaran yang tak teratasi.
Contoh: mengapa seorang anak tidak disenangai teman-temannya? Mungkin si anak tidak dapat menemukan penyebabnya dan membutuhkan orang dewasa lain untuk memberi petunjuk dan mencari penyebabnya, untuk kemudian anak berusaha memperbaikinya. Jadi di sini guru berfungsi membantu proses sosialisasi, sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan teman-temannya.


B. Di dalam kelas, guru bertindak sebagai pemimpin, dalam arti memimpin segala aktivitas yang ada di kelas dan menentukan acara pelajaran. Semua keputusan ada di tangan guru, walau kadang-kadang pendapat murid menjadi bahan pertimbangan juga. Di sini guru harus mampu menguasai kelas dengan penuh wibawa. Memang benar bahwa wibawa, bakat dan intelligensia tidak dapat dicari atau dibeli, akan tetapi dalam hal wibawa seorang guru dapat membinanya melalui kesadarang terhadap kelemahan-kelemahan sendiri. Misalnya: pada waktu mengajar seorang guru mengobrol dengan guru lain yang sedang bertamu di kelas tersebut, lalu kelihatan asyik membicarakan salah satu murid yang ada di kelas tersebut, sambil sekali- sekali tertawa. Jelas, bahwa hal-hal tersebut akan mengurangi penghargaan murid terhadap gurunya. Harus diingat bahwa wibawa dimulai dari sikap menghargai guru. Kalau anak-anak mulai gaduh, maka wibawa guru mulai runtuh dan penguasaan kelas akan menjadi jauh lebih sulit.


Berwibawa bukan berarti harus bertindak dengan kekerasan, tetapi seperti yang dikatakan oleh seorang pakar pengajaran, bahwa guru harus bisa memperlihatkan sikap sebagai berikut:
a.Memerintah, dengan tujuan agar ditiru dalam melaksanakan tugas dengan tepat dan pasti
b.Hangat dan simpatik agar anak merasakan kebahagiaan, tanpa terlalu cemas akan prestasinya. Jadi selain guru harus tegas dalam menentukan tugas-tugas atau pekerjaan-pekerjaan yang wajib diselesaikan, ia harus bisa hangat dan ramah terhadap kebutuhan-kebutuhan muridnya, tanpa menuntut terlampau banyak dari segi prestasi.
Guru dipandang serba tahu dan serba mampu, oleh karena itu apa yang dikatakan guru dianggap selalu pasti dan benar. Jadi guru harus mampu menguasai tindakannya. Lebih bijaksana apabila kita mengatakan bahwa sekolah minggu merupakaan tempat di mana murid dan guru datang bersama-sama dan masing-masing memberikan apa-apa yang dibutuhkan baik oleh murid maupun oleh guru. Anak-anak mempunyai kebutuhan untuk diterima, tetapi guru mempunyai kebutuhan untuk memberi dan dikenal, sesuai dengan pengabdiannya. Selain fungsi-fungsi guru seperti yang telah disebutkan di atas, yang juga penting adalah bagaimana hubungan antara guru dan murid. Oleh karena itu harus diperhatikan bagaimana guru melihat dirinya sendiri, apakah ia memandang dirinya sebagai pemimpin yang paling. Berkuasa, atau sebagai orang tua, sebagai teman yang lebih tua yang membantu murid kalau diperlukan. Pandangan ini akan menentukan corak hubungan yang terjadi antara guru dan murid. Sebenarnya sebagai guru, ia memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh murid dan hal ini merupakan sumber kekuatan untuk menguasai kelas dan menarik perhatian murid.

Trio Sekolah Minggu ^_^


Ruang Sekolah Minggu

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, March 24, 2010 0 komentar

Namun yang terpenting juga adalah bagaimana peran gereja memberi pemahaman teologis kepada keluarga-keluarga Kristen yang menjadi anggota jemaatnya untuk mulai dari kesadaran per keluarga dan individu, usaha pelestarian lingkungan hidup di mulai. Dengan munculnya kesadaran perkeluarga dan juga per individu maka kerja pelestarian lingkungan akan menjadi massal tapi dengan biaya yang murah. Misalnya, mulai dengan memberi pemahaman cara membuang sampah, dan isi teologisnya bahwa kebersihan adalah juga bagian dari iman.


Perubahan paradigma berteologi tersebut akhirnya harus mengambil bentuk dalam pola pelayanan gereja, yang mulai dari khotbah-khotbah di atas mimbar mengabarkan pentingnya keselamatan lingkungan hidup sebagai bagian dari keselamatan hidup secara holistik. Berikut barangkali berkembang sampai pada aksi, misalnya menanam pohon, menggalakan hidup bersih, dan mungkin sampai pada level aksi menolak segala macam kuasa dan kekuatan yang merongrong kelestarian lingkungan hidup. Gereja terpanggil untuk ikut serta dalam proses penyelamatan lingkungan dunia secara utuh. Gereja memang terpanggil untuk ikut menyelematkan lingkungan hidup. Sebab nilai Injil adalah penyelamatan seisi dunia, termasuk manusia dan alam semesta ini. Maka, dari dasar pemikiran teologis ini gereja akhirnya dituntut keterlibatannya untuk ikut bersama-sama dengan masyarakat dalam usaha menyelematkan lingkungan hidup. Sebab, keselamatan kekinian, dalam pemahaman teologis gereja juga memberi isi pada harapan keselamatan yang akan datang. Bahkan, keduanya saling terkait dalam proses menjadi orang Kristen yang taat pada firman.

Menyusul dengan itu adalah aksi nyata komunitas gereja bersama-sama dengan komunitas masyarakat dan keagamaan yang lain. Kampanye pentingnya menjaga kebersihan, pelestarian hutan dan polusi dari kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh gereja bersama-sama anggota masyarakat yang lain. Dan, inilah bentuk-bentuk keterlibatan gereja dalam ikut menyelematkan bumi, yang juga dapat dipahami sebagai usaha menyelematkan hidup manusia dari bencana yang dahsyat. Gereja sebenarnya memiliki potensi besar untuk usaha itu. Sebab, gereja yang termasuknya di dalamnya para pejabat gereja dan umatnya berada dalam satu komunitas yang terhubung oleh kasih. Komunitas yang mungkin saja berbeda suku, ras dan golongan ini dapat bersama-sama untuk melakukan refleksi dan aksi dalam usaha menyelamatkan lingkungan hidup. Sebab, meski gereja adalah komunitas spiritual, namun dia hadir dalam dunia yang penuh dengan macam-macam persoalan dan tantangan.

Kehadiran gereja di tengah dunia ini tentulah bukan untuk dimaksudkan menjadi komunitas eksklusif, melainkan komunitas yang terbuka untuk melayani keragaman persoalan dunia, termasuk di dalamnya lingkungan hidup. Injil yang diberitakan oleh Yesus Kristus membawa nilai-nilai dan semangat untuk memberi respon atau tanggapan atas berbagai persoalan dunia. Lingkungan hidup, sebagai ciptaan Tuhan di manusia berpijak dan melanjutkan hidupnya, adalah juga ladang di mana gereja memberitakan kabar kesukaan, kabar baik yang menyelamatkan. Sebab, dengan ikut menyelamatkan lingkungan hidup berarti gereja telah ikut mengabarkan Injil untuk keselamatan semua.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, March 21, 2010 0 komentar

Festival Pesakh umat Yahudi, atau Paskah Yahudi (Ibrani, dan Yiddish: פֶּסַח, Tiberias: pɛsaħ, Ibrani: Pesach, Pesah, Pesakh), adalah perayaan yang dirayakan pada hari ke-14 dalam bulan yang disebut Nisan (Imamat 23:4; Bilangan 9:3-5, Bilangan 28:16), bulan pertama kalender Ibrani selama delapan hari. Festival ini berakhir pada hari ke-21 Nisan di Israel, dan hari ke-22 Nisan diluar Israel dan dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir.

Ada tiga mitzvah yang biasanya dihubungkan dengan peringatan ini, yaitu: memakan matzoh, atau roti tidak beragi; larangan memakan makanan apapun yang mengandung ragi pada hari raya ini; dan penyampaian kembali peristiwa Keluaran (Mitzrayim). Di zaman dahulu (dan bahkan sampai sekarang di antara orang Samaria, ada peristiwa keempat yang dilakukan yaitu: persembahan kurban anak domba pada malam tanggal 14 Nisan (juga dikenal sebagai Aviv) dan memakan kurban Paskah pada malam itu. Perintah untuk mengisahkan kembali peristiwa pembebasan ini dilakukan melalui sebuah upacara komunal yang disebut seder, yang dirayakan pada dua malam pertama dari hari raya ini (di Israel, hanya pada malam pertama). Kebiasaan lainnya yang terkait dengan Paskah Yahudi ini adalah memakan sejenis tanaman pahit dan makanan-makanan lain yang khas untuk makan malam seder. Sementara ada banyak alasan diberikan untuk memakan matzoh, Kitab Keluaran menjelaskan bahwa hal ini memperingati roti yang dimakan bangsa Israel pada peristiwa Keluaran: karena tergesa-gesa meninggalkan Mesir, mereka tidak mempunyai waktu untuk menunggu adonan rotinya naik.

Asal Usul Perayaan
Istilah Paskah berasal dari Alkitab Ibrani, yang pertama kali disebutkan dalam Kitab Keluaran. Dalam bahasa Inggris, istilahnya diterjemahkan menjadi Passover, yang berarti melewatkan.

Wabah terakhir dari wabah di Mesir, yaitu pembunuhan atas semua anak sulung, seperti halnya wabah-wabah lainnya, tidak melanda bangsa Israel. Torah menyatakan bahwa ketika melihat percikan darah anak domba di pintu-pintu rumah orang Israel, Allah melewatkan rumah-rumah mereka. Kata kerja aslinya dalam Torah adalah posach. Bentuk kata bendanya, pesach, juga muncul pada pasal yang sama, dalam acuan kepada anak domba itu (kadang-kadang juga diacu sebagai anak domba Paskah) yang dikurbankan sebelumnya hari itu dan kemudian dimakan pada malam itu: "buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN." (Keluaran 12:11).

Seder
Karena Seder berarti "tata-cara", dapat dimaklumi apabila ada tata-cara dalam merayakan peringatan ini. Perayaan itu berlangsung sebagai berikut:

* Kadesh קדש (Mengucapkan berkat Kiddush dan cawan anggur yang pertama)
* Ur'chatz ורחץ (Pembasuhan tangan)
* Karpas כרפס (Mencelupkan Karpas ke dalam air garam)
* Yachatz יחץ (Memecahkan matzoh yang di tengah yang menjadi)
* Maggid מגיד (Penyampaian kisah Paskah, termasuk pengajuan Empat Pertanyaan)
* Rachtzah רחץ (Pembasuhan tangan yang kedua)
* Motzi/Matzah מוציא / מצה (Pengucapan berkat matzah)
* Maror מרור (Memakan charoset dan maror)
* Korech כורך (Memakan Matzah, charoset, dan maror)
* Shulchan Orech שולחן עורך (Makan malam; arti harafiah: "meja yang telah disiapkan")
* Tzafun צפון (Memakan Afikomen)
* Barech ברך (Setelah berkat makan malam dan anggur; dalam keluarga-keluarga Ashkenazi: sambutan kepada Nabi Elia)
* Hallel הלל (Menyanyi, meminum anggur)
* Nirtzah נירצה (Penutup)

Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Paskah_Yahudi

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Puji Tuhan, pada hari Minggu, 14 Maret 2010 lengkaplah sudah masa periodeisasi di GKPS Denpasar. Mulai dari periodeisasi Majelis, kaum bapa, kaum inang, dan seksi Sekolah Minggu telah selesai dan berlangsung demokratis. Semua ini boleh berjalan berkat kasih karunia dari Tuhan kita Yesus Kristus yang menyertai kita semua. Secara keseluruhan proses periodeisasi di jemaat ini telah berjalan dengan baik.

Jemaat dapat terlibat aktif dan puas dengan hasil dari periodeisasi yang telah berlangsung. Semoga dengan terpilihnya para pelayan Tuhan ini, kualitas pelayanan kita di GKPS khususnya jemaat di Denpasar semakin baik dan meningkat. Oleh Karena itu, seluruh jemaat tentu harus ikut berpartisipasi mendukung semua yang telah terlibat dalam periodeisasi ini karena semua dilakukan semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat melayani bagi yang telah terpilih, Tuhan memberkati kita semua! Berikut adalah hasil lengkap periodeisasi di GKPS Denpasar tahun 2010.
Pimpinan Majelis:
- Ketua/Vorhanger: St. J. Purba, SH
- Wakil Ketua: St. R. Saragih
- Sekretaris: Sy. J. Damanik
- Bendahara: St. W. Saragih
Bapa:
- Ketua: Bp. Jayansen Sipayung
- Wakil Ketua: Bp. Hery J. Sipayung
- Sekretaris: Bp. Dori Alam Girsang
- Bendahara: Bp. Enriko Pramedya Purba, M.Bus
Wanita:
- Ketua: Ing. Minaria Lisbeth br. Saragih
- Wakil ketua: Ing. Dra. Yulin br. Sinaga
- Sekretaris: Ing. Desy Elysabeth br. Purba, SE
- Bendahara: Ing. Sari br. Saragih
Sekolah Minggu:
- Ketua: Ing. Kak Evi K. br. Girsang
- Wakil ketua: Kak Nima br. Saragih
- Sekretaris: Bang Evans Lumban Gaol
- Bendahara: Kak Anas Patulla

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Ketika saya memasuki dunia perkembangan pribadi, saya menghabiskan sejumlah besar uang untuk membebaskan diri dengan masa lalu. Saya mengikuti berbagai kursus, membaca berbagai buku, dan berobat ke mana-mana untuk membebaskan diri dari apa yang menghantui saya. Ternyata semuanya sia-sia. Lambat laun, saya sadari bahwa cara untuk menyembuhkan masa lalu saya adalah menerimanya, bukan menolaknya.

Masa lalu yang manakah yang menghantui Anda? Hal-hal apakah yang membuat Anda menderita? Hubungan apakah yang pernah Anda jalani? Bayangkanlah semuanya itu, berdamailah dengan hal-hal yang pernah Anda alami. Jika Anda berdamai dengan peristiwa yang sudah-sudah, Anda akan menemukan hidup ini jadi ringan sehingga muncullah kebahagiaan.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Dekat dengan Kristus atau jauh dari-Nya, bukanlah hal yang mustahil terjadi. Kita lihat contoh dari kedua belas rasul. Mungkin kita selalu membayangkan bahwa mereka memiliki kesempatan terbesar untuk menjalin hubungan pribadi dengan Kristus. Tetapi dalam kelompok kecil itu, ada satu orang, mungkin yang paling dipercaya (karena ia menjadi bendahara), yang sesungguhnya tidak pernah memiliki hubungan pribadi dengan Kristus. Faktanya, ia mengenal kebiasaan Yesus dengan cukup baik sehingga dapat memimpin orang-orang yang akan menangkap Yesus ke tempat Dia berdoa di taman. Bahkan ia cukup dekat dengan Kristus sehingga dapat mencium-Nya. Tetapi ia tidak menenal Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya.

Akibatnya, “bendahara” itu tidak pernah memiliki hubungan pribadi dan berpusat pada Kristus yang tersedia bagi kita saat ini. Ia adalah contoh orang yang Yesus ceritakan ketika berkata:

Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan…Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan (Matius 7:13,22,23)
Pastikan bahwa dalam pengenalan Anda akan Allah, Anda tidak sekadar tahu tentang Allah.
(Dikutip dari buku Seri Mutiara Iman “Apakah Hubungan Pribadi dengan Allah Itu?” karya Martin R. De Haan II, hal 52 - 53)

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Thursday, March 18, 2010 0 komentar

Ketika mahasiswa, saya mengikuti sebuah konferensi kepemimpinan dari Campus Crusade. Saat itu saya baru saja menyerahkan kembali hidup saya kepada Kristus, dan saya sangat bersemangat untuk melakukan berbagai pendalaman Alkitab. Sepertinya tujuan saya saat itu adalah menyelesaikan sebanyak mungkin buku pendalaman Alkitab, seakan-akan saya akan memperoleh medali penghargaan jika dapat menyelesaikan semuanya.

Pada saat diskusi dalam kelompok kecil, pemimpin kelompok bertanya tentang waktu teduh kami. Setelah diskusi berakhir, pemimpin itu berkata, “Kalian dapat membeli sebuah buku catatan harian. Saya biasa menulis surat kepada Yesus setelah membaca satu perikop dalam Alkitab. Saya menuliskan perasaan saya, apa yang telah saya pelajari, apa yang ingin saya pelajari, dan hal-hal lain semacam itu. Buku itu selalu ada di atas tempat tidur saya. Kalau kalian mau, kalian dapat melihatnya.” Kemudian ia meninggalkan ruangan.
Melihat buku hariannya! Tentu saja kami ingin melihatnya. Suatu undangan terbukan untuk melihat buku harian seseorang! Dalam buku harian itu saya bukannya membaca cerita biasa seperti, “Hari ini, aku bertemu Yohanes,” tetapi saya justru mendapatkan pandangan baru tentang sebuah hubungan yang sejati antara Allah dengan seorang mahasiswa senior, sehingga saya pun merindukan hubungan yang semacam itu. Kemudian saya pergi ke took buku dan membeli sebuah buku harian yang disampul dengan kain indah. Halaman-halaman kosongnya seakan-akan menunggu untuk diisi.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, March 14, 2010 0 komentar

Saya yakin anda tidak ingin melakukan hal tersebut sama seperti saya. Dan kita dapat mencegah hal tersebut agar tidak terjadi. Bagaimana caranya? Dengan cara memberikan perintah kasih tersebut tempat yang pertama di dalam kehidupan kita. Dengan cara memikirkan tentang seberapa besarnya Tuhan mengasihi kita dan seberapa banyaknya yang dilakukan Yesus di atas kayu salib untuk kita daripada memikirkan tentang bagaimana seseorang berbuat salah kepada kita. Kita menjauhkan pertengkaran dari hati kita dengan cara mempraktekkan kasih kita kepada Tuhan. Jika seseorang membuat anda kesal, katakan, “Aku tidak dapat bertengkar dengan orang itu tidak perduli apa yang telah dilakukannya. Aku akan melanggar perintah Panglima Besar itu sendiri. Aku akan seperti tidak menghargai Tuhan yang aku kasihi.”


Sekalinya anda telah mengatakan hal tersebut, jika anda tetap terdorong untuk mengatakan sesuatu yang buruk, tutuplah mulut anda! Jangan keluarkan kata-kata pertengkaran dan kemarahan yang ada di dalam anda. Yakobus 3:6 mengatakan bahwa kata-kata tersebut sama seperti menyalakan kayu yang digunakan oleh neraka untuk membakar seluruh keberadaan anda. Jadi jangan ucapkan kata-kata tersebut. Jangan nyalakan apinya! Sebaliknya, melangkahlah keluar dengan iman dan mulailah untuk bertindak di dalam kasih. Lakukanlah dan katakanah apa yang kasih lakukan dan katakan: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.

Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak pernah gagal” (1 Korintus 13:4- 8, New King James Version).

Semakin anda mempraktekkan mematuhi perintah kasih, semakin anda berakar dan berdasar di dalam kasih. Tidak lama lagi, berjalan di dalam kasih tidak akan terlihat seperti suatu perintah lagi. Hal itu akan menjadi suatu hak istimewa, suatu kehormatan dan suatu sukacita. Anda tidak akan ingin untuk hidup dengan cara yang lain. Benih kasih akan bertumbuh di dalam anda. Anda berakar dan berdasar di dalamnya. Anda akan mulai untuk benar-benar memahami kasih Tuhan…dan Tuhan dari kasih. Jika anda terus berjalan di dalam kasih, setiap harinya selagi anda melangkah keluar dari pintu depan, anda akan berkelimpahan sedikit lebih lagi dengan hadirat Tuhan. Setiap harinya anda akan lebih lagi menjalani hidup yang merupakan panggilan anda dan yang telah dirancang secara ilahi untuk anda jalani kehidupan yang dipenuhi dengan seluruh kepenuhan Tuhan!

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Saya sering ditanya, “Kapankah kebahagiaan itu terjadi?” Jawabannya adalah sekarang, sekarang, sekarang, dan sekarang. Salah satu dari kenyataan spiritual yang luar biasa adalah bahwa segala sesuatu yang Anda inginkan terbungkus dalam waktu saat ini. Masalahnya adalah bahwa kita menghabiskan kebanyakan waktu kita untuk asyik dengan masa lalu dan memusatkan perhatian pada masa depan sehingga kita kehilangan peluang untuk berbahagia pada saat ini.

Manfaatkanlah peluang untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada masa kini. Tutuplah mata Anda, bernafaslah dalam-dalam dan rasakanlah saat sekarang. Perhatikanlah pikiran Anda yang mengembara ke sana kemari. Dengan halus bawalah pikiran itu kembali ke saat ini. Apakah yang Anda rasakan? Sibukkanlah dengan saat sekarang agar Anda dapat meraih peluang kebahagiaan yang besar.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Namun yang terpenting juga adalah bagaimana peran gereja memberi pemahaman teologis kepada keluarga-keluarga Kristen yang menjadi anggota jemaatnya untuk mulai dari kesadaran per keluarga dan individu, usaha pelestarian lingkungan hidup di mulai. Dengan munculnya kesadaran perkeluarga dan juga per individu maka kerja pelestarian lingkungan akan menjadi massal tapi dengan biaya yang murah. Misalnya, mulai dengan memberi pemahaman cara membuang sampah, dan isi teologisnya bahwa kebersihan adalah juga bagian dari iman.

Perubahan paradigma berteologi tersebut akhirnya harus mengambil bentuk dalam pola pelayanan gereja, yang mulai dari khotbah-khotbah di atas mimbar mengabarkan pentingnya keselamatan lingkungan hidup sebagai bagian dari keselamatan hidup secara holistik. Berikut barangkali berkembang sampai pada aksi, misalnya menanam pohon, menggalakan hidup bersih, dan mungkin sampai pada level aksi menolak segala macam kuasa dan kekuatan yang merongrong kelestarian lingkungan hidup. Gereja terpanggil untuk ikut serta dalam proses penyelamatan lingkungan dunia secara utuh. Gereja memang terpanggil untuk ikut menyelematkan lingkungan hidup. Sebab nilai Injil adalah penyelamatan seisi dunia, termasuk manusia dan alam semesta ini. Maka, dari dasar pemikiran teologis ini gereja akhirnya dituntut keterlibatannya untuk ikut bersama-sama dengan masyarakat dalam usaha menyelematkan lingkungan hidup. Sebab, keselamatan kekinian, dalam pemahaman teologis gereja juga memberi isi pada harapan keselamatan yang akan datang. Bahkan, keduanya saling terkait dalam proses menjadi orang Kristen yang taat pada firman.

Menyusul dengan itu adalah aksi nyata komunitas gereja bersama-sama dengan komunitas masyarakat dan keagamaan yang lain. Kampanye pentingnya menjaga kebersihan, pelestarian hutan dan polusi dari kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh gereja bersama-sama anggota masyarakat yang lain. Dan, inilah bentuk-bentuk keterlibatan gereja dalam ikut menyelematkan bumi, yang juga dapat dipahami sebagai usaha menyelematkan hidup manusia dari bencana yang dahsyat. Gereja sebenarnya memiliki potensi besar untuk usaha itu. Sebab, gereja yang termasuknya di dalamnya para pejabat gereja dan umatnya berada dalam satu komunitas yang terhubung oleh kasih. Komunitas yang mungkin saja berbeda suku, ras dan golongan ini dapat bersama-sama untuk melakukan refleksi dan aksi dalam usaha menyelamatkan lingkungan hidup. Sebab, meski gereja adalah komunitas spiritual, namun dia hadir dalam dunia yang penuh dengan macam-macam persoalan dan tantangan.

Kehadiran gereja di tengah dunia ini tentulah bukan untuk dimaksudkan menjadi komunitas eksklusif, melainkan komunitas yang terbuka untuk melayani keragaman persoalan dunia, termasuk di dalamnya lingkungan hidup. Injil yang diberitakan oleh Yesus Kristus membawa nilai-nilai dan semangat untuk memberi respon atau tanggapan atas berbagai persoalan dunia. Lingkungan hidup, sebagai ciptaan Tuhan di manusia berpijak dan melanjutkan hidupnya, adalah juga ladang di mana gereja memberitakan kabar kesukaan, kabar baik yang menyelamatkan. Sebab, dengan ikut menyelamatkan lingkungan hidup berarti gereja telah ikut mengabarkan Injil untuk keselamatan semua.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

"Yang seorang diberikannya lima talenta,
yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia
berangkat."
Talenta dalam perumpamaan Mat 25 bisa berbicara tentang kehidupan, kesempatan dan panggilan. Tidak sekedar bakat atau kemampuan. Tidak sekedar kegiatan di dalam dinding-dinding gereja. Hamba yang tidak setia itu menjawab tuannya - bahwa dia tahu kalau uang satu talenta itu adalah milik tuannya -, namun dia tidak mengerti bahwa waktu dan kesempatan yang dia miliiki adalah juga milik tuannya.

Allah memiliki segalanya. Maka itu berarti, rumah atau investasi propertimu adalah milik Allah
saldo tabunganmu di bank adalah milik Allah waktu yg kita miliki, setiap detik - baik di kantor, sekolah atau gereja- adalah milik Allah kesempatan-kesempatan yang kita miliki adalah milik Allah mimpi dan cita-cita, harapan adalah milik Allah juga.......
Allahlah pemiliknya dan yang kita miliki adalah tanggung jawab! Konsekuensinya kalau Allah memiliki segalanya adalah bahwa setiap keputusan untuk menggunakan resources kita adalah keputusan rohani. Pada dasarnya seluruh kepenuhan hidup kita adalah utuh di hadapan Allah. Tidak ada istilah rohani dan tidak rohani. Semuanya adalah rohani karena kita menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Sebaliknya juga semuanya adalah nyata dan “duniawi” karena Allah berkarya nyata dalam kehidupan sehari-hari kita di atas muka bumi ini, di dunia ini. Jika kita benar-benar menyerahkan kepemilikan kita kepada Allah, kalau kita kehilangan sesuatu, ya.... mungkin emosi kita menjerit dan menangis. Namun pikiran dan hati kita mengerti kalau toh itu semua adalah milik Allah. Apa yang kita pegang dan punyai, adalah milik Allah yang sedang kita jaga. Jadi kenalilah “talenta”-mu. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Kalau “talenta”-mu adalah saldo bank-mu, atau tepuk-tangan kemashyuran, yah.. ke situlah hatimu akan mengejar. Tapi kalau “talenta”-mu adalah “kesetiaan untuk menjaga milik Allah demi cinta kita kepadaNya” maka ke situlah hatimu akan berlari dan mengejar.
Sumber : Henry Sujaya Lie, www.glorianet.org

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Tahun 2010 ini, seluruh GKPS di Indonesia memasuki tahun lingkungan hidup. Lingkungan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh gereja-gereja di dunia khususnya di Indonesia. Mengapa? Hal ini dikarenakan di dalam Alkitab sendiri Allah menghendaki agar manusia menjaga dan melestarikan lingkungan. Namun, saat ini tidak banyak gereja-gereja yang mau memperhatikan lingkungan dengan melakukan tindakan nyata yang secara langsung berdampak pada kelestarian lingkungan. Terbukti, masih banyak sekali gereja yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan di sekitar gereja itu sendiri. Sungguh memprihatinkan, tetapi mari kita semua sama-sama belajar untuk mau menjaga kelestarian lingkungan hidup mulai dari lingkungan di sekitar kita dahulu. Berikut artikel yang dapat kita baca sebagai bahan pelajaran bagi kita bersama.


Dunia sedang mengalami krisis lingkungan hidup. Global Warming semakin menjadi gejala global. Perubahan iklim yang ekstrim adalah salah satu dampak dari pemanasan global tersebut. Di sisi yang sangat ekstrim dengan kenyataan itu adalah kerusakan hutan akibat illegal logging yang masih berlanjut. Di Indonesia beberapa daerah yang hutannya dulu luas, kini semakin sempit. Akibatnya adalah banjir dan tanah longsor yang telah merengut nyawa manusia dan harta miliknya.

Gereja di Indonesia hadir dalam kenyataan itu. Maka, mau tidak mau, gereja harus memberi respon terhadap persoalan lingkungan hidup itu. Barangkali akan muncul pertanyaan, “Bukankah, lingkungan hidup adalah urusan duniawi, dan yang bertanggungjawab terhadapnya adalah Negara?” Pertanyaan itu barangkali masih merupakan dominan di kalangan umat atau jemaat gereja. Sebab, selama ini yang umat atau jemaat tahu bahwa gereja hanya berurusan dengan surga atau kehidupan setelah kematian. Maka, keterlibatan gereja dalam ikut serta mengatasi persoalan lingkungan hidup adalah dimulai dari perubahan paradigma berteologi.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, March 3, 2010 0 komentar

Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Antibiotik bukanlah obat influenza yang disebabkan oleh virus. Tetapi kadang-kadang penderita membeli sendiri antibiotik di apotek ketika menderita influenza. Mengapa? Antibiotik adalah obat untuk membunuh bakteri dan digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan bakteri. Virus dan bakteri adalah dua organism berbeda, yang bisa berkembang biak dan bereproduksi sendiri. Sementara, virus adalah protein berbentuk kapsul yang mengandung materi genetic.


Virus tidak bisa berkembang biak sendiri, tetapi bereproduksi di dalam satu makhluk hidup dengan menginvasi dan yang unik, dalam/dapat menyebabkan infeksi. Bakteri adalah makhluk bersel satu dengan struktur sel sederhana mengendalikan sel dari makhluk hidup tersebut. Jika antibiotik sering digunakan untuk mengobati influenza, maka antibiotik tidak hanya gagal mengobati penyakit influenza, tetapi juga penyalahgunaannya menyebabkan masalah baru yang serius. Bakteri yang mungkin menginfeksi penderita menjadi resisten atau kebal terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Masalah ini bisa membahayakan orang yang mengalami infeksi bakteri, yang sebenarnya bisa diatasi dengan antibiotik biasa. Ketika antibiotik tidak bisa bekerja, akibatnya penyakit akan sulit sembuh dan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Penderita akan sering berkunjung ke dokter atau jika harus rawat inap, jangka waktunya menjadi semakin panjang. Penderita akan memerlukan antibiotik yang lebih canggih yang tentunya harganya lebih mahal. Beberapa penyakit yang disebabkan bakteri yang sebenarnya dapat dengan mudah diobati dengan antibiotik, menjadi resisten terhadap pengobatan.

P e n g g u n a a n antibiotik memiliki tujuan yang sangat berbeda, jadi sebaiknya tidak digunakan untuk mengobati infeksi virus influenza. Antara infeksi bakteri dan virus sangat berbeda, dan memerlukan penanganan yang juga berbeda. Infeksi virus influenza tidak dapat dibunuh oleh obat. Virus hanya bisa dibunuh oleh sistem kekebalan tubuh manusia. Obat antivirus hanya dapat meredakan gejala flu, mengurangi lamanya penyakit dan sebagai pencegahan. Jika dokter terkadang memberikan antibiotic kepada pasien influenza, dimaksudkan bukan untuk membunuh virus, tetapi untuk mengatasi komplikasi yang menyertai penyakit ini. Ketika influenza, daya tahan tubuh menurun dan mudah terkena infeksi bakteri. Hal ini menyebabkan radang tenggorokan. Di sinilah antibiotic berperan. Jika kita memiliki daya tahan yang sudah cukup seimbang, maka influenza bisa sembuh tanpa diberi antibiotik. (dr. fel. fanty)

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

“Betapa menyenangkan punya sahabat sejati…” Mengapa semua menghindariku?? Hati saudara gundah… Masalah tak surut. Situasi buruk. Siapa yang saudara cari? Guru? Orang tua? Kebanyakan anak muda mengungkapkannya kepada teman. Apa sih persahabatan itu? Ada yang namanya kenalan, teman, sobat, dekat, dan sahabat sejati. Kita pasti punya kenalan. Orang-orang yang bias kita temui, tetangga yang kita sapa, pak tua yang tinggal di RT12, si Noni yang manis senyumannya… anak pak Lurah lagi.

Bila sering bertemu, saling sapa, kita jadi lebih mengenalnya, dan mungkin bias jadi teman. Teman-teman akrab terjalin karena minat dan kegiatan yang sama. Saling membagi pengalaman, ambil waktu untuk bergaul, ini menyenangkan.
Namun sahabat sejati adalah dambaan dan kebutuhan setiap orang… dia akan berdiri di sisi kita, tak peduli apapun situasinya. Dia mendengarkan kita dan secara tulus memiliki minat akan segala sesuatu demi kebaikan kita. Dia menyampaikan kebenaran meskipun terkadang menyakitkan. Tetapi kita akan oke-oke saja, sebab maksudnya baik dan dilakukan untuk kebaikan kita.
Siapa teman-teman saudara? Hanya kenalan atau sahabat? Kadang-kadang, yang namanya sahabat bisa juga meninggalkan kita, atau mengecewakan kita, atau melukai perasaan hingga berkeping-keping. Namun ada satu kepastian: Yesus ingin menjadi sahabatmu yang sejati, dan bila saudara menerima persahabatanNya, saudara tidak akan pernah kecewa!!!

Apa yang dianggap penting dalam persahabatan:
BISA MENYIMPAN RAHASIA 89%
KESETIAAN 88%
PERHATIAN DAN SIKAP HANGAT 82%
SUKA MENDUKUNG 76%
JUJUR 75%
PUNYA RASA HUMOR 74%
PUNYA WAKTU UNTUK KITA 62%
MANDIRI 61%
PANDAI BICARA 59%
CERDAS 57%
PUNYA KEPEKAAN SOSIAL 49%
SANTAI 48 %
SUKA SENYUM 30%
PENDIDIKAN SEPADAN 17%
USIA SEPADAN 10%
KEREN 9%
SIKAP POLITIK SAMA 8%
MINAT & PEKERJAAN SAMA 8%

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Ketika saya berumur dua belas tahun, saya berpendapat bahwa usia remaja adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidup saya. Ketika saya berumur enam belas tahun, saya berpendapat bahwa yang paling membahagiakan adalah ketika saya berumur dua puluhan. Ketika berumur dua puluhan, saya segera menghibur diri bahwa yang paling membahagiakan adalah ketika saya berumur tiga puluhan. Saya masih harus menunggu.

Akhirnya saya tidak lagi menggunakan umur sebagai alasan untuk meraih kebahagiaan. Tidak ada batasan maksimal untuk berbahagia. Semakin tua seseorang, maka wawasannya tentang kehidupan semakin luas, tetapi umur tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Jika Anda menunggu waktu tertentu untuk berbahagia, tinjaulah kembali pendapat Anda tersebut.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Subscribe here

Tentang Kami

My photo
Denpasar, Bali, Indonesia
WELLCOME to Gereja Kristen Protestan Simalungun Bali... Di sini tempat kita memuji Tuhan Yesus Kristus, tempat kita belajar Firman Tuhan... Let's praise Jesus Christ..!!Haleluya...

Pengurus Gereja

Pendeta
Pdt. Melena br. Turnip

Pimpinan Majelis

Vorhanger : St. Jansen Purba Sidagambir
Wapeng : St. Rajalim Saragih Simarmata
Sekretaris : Sy. Johny Damanik
Bendahara : St. W. Saragih Simarmata

Anggota Majelis
St. Rajalim Saragih
St. H. F. Sinaga
Sy. HJ. Sipayung
Sy. Enrico Purba
Sy. Doni F. Sinaga
Sy. Jayansen Sipayung
Sy. E. H. Sinaga
Sy. Jadima Purba Sidagambir
Sy. Benny Saragih
Sy. Jonrianto Purba

Seksi-seksi/Koordinator
Bapa: Sy. Jayansen Sipayung
Wanita: Ny. M. Lisbeth Br. Saragih
Pemuda: Sy. Donny Sinaga
SM: Ny. Evi K. Br. Girsang

Pembimbing
Bapa: St. H. F. Sinaga
Wanita: St. W. Saragih Simarmata
Pemuda: Sy. Jadima Purba Sidagambir
SM: Sy. Jonrianto Purba

Translate

GKPS Denpasar's Moments

Pensi Pgkps Denpasar

Ianan, Lokasi


View Tanjung Benoa in a larger map