Rutinitas dunia kerja seringkali melelahkan. Apalagi ketika Anda berada di kota besar, seperti Jakarta misalnya, jam-jam kerja Anda rasanya bertambah, sebab masih ada bonus kelelahan dari perjalanan menembus kemacetan. Saya sendiri butuh waktu sekitar dua jam untuk tiba di rumah hingga secara keseluruhan saya hampir bekerja selama setengah hari atau dua belas jam.
Sering kali kelelahan ini membuat kita tidak lagi memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan. Selain itu, tidak jarang pula kita merasa ilmu yang kita peroleh sudah cukup. Terutama ketika kita tidak lagi bekerja di bidang yang sesuai ilmu yang kita timba saat masih sekolah atau di universitas.
Rutinitas dunia kerja seringkali melelahkan. Apalagi ketika Anda berada di kota besar, seperti Jakarta misalnya, jam-jam kerja Anda rasanya bertambah, sebab masih ada bonus kelelahan dari perjalanan menembus kemacetan. Saya sendiri butuh waktu sekitar dua jam untuk tiba di rumah hingga secara keseluruhan saya hampir bekerja selama setengah hari atau dua belas jam.
Sering kali kelelahan ini membuat kita tidak lagi memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan. Selain itu, tidak jarang pula kita merasa ilmu yang kita peroleh sudah cukup. Terutama ketika kita tidak lagi bekerja di bidang yang sesuai ilmu yang kita timba saat masih sekolah atau di universitas.
Namun, Amsal yang kita baca kali ini mengajak kita melakukan hal yang sebaliknya. Kita diajak untuk membuka telinga, mata dan pikiran kita kepada pengetahuan; pengetahuan akan firman Allah dan berbagai ilmu pengetahuan. Jadi, tidak hanya spiritualitas, tapi juga intelektualitas. Sebab dengan demikianlah kita bisa menjalankan misi Allah dalam dunia kerja secara maksimal.
Masalahnya, maukah kita memberi waktu untuk belajar? Mungkin pertama-tama kita perlu belajar memberi waktu untuk belajar, dengan membiasakan diri menyisihkan waktu. Anda berani mencobanya?
Tambahlah kapasitas Anda bila tidak ingin digeser oleh yang lebih berkapasitas.
0 komentar