Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar kuliner...yummy....^_^
Pada postingan berikut ini akan ada resep rahasia (ssst...), membuat masakan dari bahan cumi bumbu Bali. Caranya cukup mudah dan sangat sederhana. Sudah penasaran? Okeh, okeh, okeh, sabar ya...
Mari kita hitung mundur sama-sama.....3...2...1.....Jreeeeeng...





Bahan A :
250 gr cabai merah
500 gr cumi sedang
4 buah bawang merah
2 siung bawang putih
1 tangkai serai
2 helai daun salam
- garam dan gula secukupnya
- minyak goring secukupnya.

Cara buat:
1. Iris tipis cabai merah.
2. Tumbuk halus bawang merah& bawang putih
3. Pnaskan minyak goring, tumis bumbu yang sudah
dihaluskan & cai merah, kemudian masukkan serai dan
daun salam.
4. Cumi disematkan dengan tusuk gigi, kemudian
digoreng sebentar. (goreng cumi terpisah dari bumbu).
5. Siram cumi goreng dengan tumisan bumbu.

Semua resep di atas dapat dimodifikasi sesuai selera kita, misalnya kita ingin lebih pedas, tambahkan saja cabainya. Selamat mencoba. ^_^

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Thursday, July 29, 2010 0 komentar

Why go to Church? .....Just think... If you’re spiritually alive, you’re going to love this! If you’re spiritually dead, you won’t want to read it. If you’re spiritually curious, there is still hope! Why Go To Church? A Church goer wrote a letter to the editor of a newspaper and complained that it made no sense to go to church every Sunday. “I’ve gone for 30 years now,” he wrote,“and in that time I have heard something like 3,000 sermons. But for the life of me, I can’t remember a single one of them. So, I think I’m wasting my time and the pastors are wasting theirs by giving sermons at all.” This started a real controversy in the “Letters to the Editor” column, much to the delight of the editor. It went on for weeks until someone wrote this clincher: “I’ve been married for 30 years now. In that time my wife has cooked some 32,000 meals. But, for the life of me, I cannot recall the entire menu for a single one of those meals. But I do know this.. They all nourished me and gave me the strength I needed to do my work. If my wife had not given me these meals, I would be physically dead today. Likewise, if I had not gone to church for nourishment, I would be spiritually dead today!” When you are DOWN to nothing.... God is UP to something! Faith sees the invisible, believes the incredible andreceives the impossible! Thank God for our physical AND our spiritual nourishment! Ben Budiman

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Yesus pernah berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24). Yesus berkata demikian karena Dia ingin agar pengikut-Nya menjadi pribadi yang rela menderita di dalam melaksanakan visi yang Allah berikan.

Sejak ditangkap di Getsemani, Yesus tak henti-hentinya mengalami penganiayaan fisik dan batin. Yesus digiring ke rumah Imam Besar dan diadili oleh Mahkamah Agama. Dari sana Dia digiring ke hadapan Pilatus dengan tuduhan-tuduhan palsu. (Lukas 23:1-3). Setelah itu Dia diperhadapkan kepada Herodes dan di sana Herodes beserta para prajurit Romawi mengolok-olokNya. (Lukas 23:811a). Setelah itu Dia dibawa kembali ke hadapan Pilatus dengan tuduhan palsu yang memberatkanNya. Di sana orang Farisi dan Saduki menuntut agar Dia disalibkan dengan tuduhan menyesatkan dan memberontak. Kemudian Dia disesah dan menerima hukuman cambuk, dengan mata cambuk besi. Tak hanya sampai di situ, Dia digiring seperti pemberontak besar dan diarak untuk dipermalukan sepanjang jalan dari Yerusalem sampai ke Bukit Tengkorak. Di Bukit Tengkorak kedua tangan dan kakiNya dipaku. Sesudah menyalibkan Dia, mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Semua kekejian itu tidak membuat-Nya mengutuki mereka yang telah menganiaya dan mengolok-olok-Nya, sebaliknya dengan hati penuh pengampunan Dia minta kepada Bapa untuk mengampuni dosa mereka.

Injil Lukas menceritakan kepada kita apa yang terjadi setelah orang banyak melihat ketabahan Yesus di dalam menanggung penderitaan yang sangat berat itu, “Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: Sungguh, orang ini adalah orang benar! Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.” (Lukas 23:47-48). Kerelaan Yesus untuk menderita dan ketabahan-Nya, menjadi teladan bagi kita untuk bertahan dalam berbagai-bagai penganiayaan serta pencobaan. Kerelaan seseorang untuk menderita bagi Tuhan akan terbukti ketika pencobaan datang di dalam hidupnya, apakah ia dapat menerima segala pencobaan itu ataukah ia meninggalkan Tuhan yang selama ini disembahnya. Pasti ada maksud dan rencana Tuhan yang indah ketika Dia mengijinkan kita mengalamai penganiayaan dan penindasan. Kerelaan dan ketabahan kita akan menjadi kesaksian yang mnguatkan bagi mereka yang juga sedang tertindas, bahkan akan membuka mata rohani mereka yang belum percaya kepada Yesus bahwa kasih sungguh menjadi dasar iman percaya kita. Seperti Paulus, ia justru dikuatkan ketika ia mendengar ketabahan jemaat Tesalonika yang bertahan di dalam penganiayaan dan penindasan (2 Tesalonika 1:4) Penindasan dan penganiayaan adalah alat Tuhan yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang tabah, kuat dan penuh kasih.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Kita hidup di dunia iklan. Setiap hari kita dihujani dengan ratusan pesan yang membujuk kita sehingga menyta waktu, tenaga, dan perhatian kita. Tetapi apakah kita merasa pasti dengan apa yang dituju?

Katakanlah, wortel adalah tujuan yang kita gantung di depan kita. Sistem kepercayaan kita menyatakan bahwa kita tidak akan bahagia hingga kita memperolehnya. Misalnya, wortel itu adalah naik pangkat dan memperoleh uang lebih banyak. Namun, cara berpikir seperti ini sama artinya dengan selalu menunda kebagaiaan.
Tidak masalah jika kita menetapkan tujuan, tetapi ingat bahwa nilainya terletak pada proses yang akan dicapai, bukan pada hasil akhirnya.
Bertanyalah kepada diri sendiri, “Apakah yang saya inginkan?” Bertanyalah kepada diri sendiri, “Apakah yang sesungguhnya saya inginkan?” Maka selalulah lakukan hal ini hingga Anda memperoleh nilai kebenaran.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Tuesday, July 20, 2010 0 komentar

Pernahkah Anda menemukan diri Anda berusaha untuk mengingat nama seseorang atau jawaban suatu pertanyaan, namun usaha Anda ternyata sia-sia?? Semakin Anda berusaha keras, semakin sulit Anda mengingatnya. Barangkali, lima menit kemudian, ketika Anda melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda, usaha Anda tersebut membuahkan hasil.
Inilah saat ketika kebahagiaan terjadi. Ubahlah pertanyaan Anda dan cara berpikir Anda di luar kebiasaan, maka kebahagiaan pun akan muncul.

Persoalannya adaah bahwa kita dilatih untuk menggunakan cara berpikir rasional dan kita merasa hal itu sebagai jalan terbaik. Para psikolog memperkirakan bahwa kita memikirkan 40.000 hal setiap hari. Tetapi kita tidak pernah berpikir untuk membuat jalan bagi kebahagiaan.
Anda perlu menyisihkan sebuah ruangan untuk kebahagiaan. Maka yang Anda perlukan adalah pikiran yang kosong dari semua hal. Jika Anda telah bermeditasi, itu merupakan langkah yang bagus. Jika belum, sangat baik jika Anda meluangkan waktu selama lima menit untuk duduk dan tidak memikirkan apa pun, maka datanglah kebahagiaan itu. ^_^. Ben Renshaw

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar

Gereja kerap kesulitan merekrut guru Sekolah Minggu dan pelayan anak yang benar-benar takut akan Tuhan dan mendedikasikan pelayanan sebaik-baiknya untuk memperkenalkan Kristus kepada anak. Tak jarang gereja membuat semacam “promosi” untuk menarik jemaatnya, supaya terjun dalam pelayanan anak.

Dalam suatu pembekalan bagi calon guru Sekolah Minggu, pendeta mengangkat Matius 18:6 sebagai bahan khotbahnya. Selesai acara, pengurus Sekolah Minggu menyatakan kekecewaan mereka. Sebab saat mereka ingin merangkul orang-orang baru, pendeta justru “menakut-nakuti” calon guru Sekolah Minggu dengan bacaan tadi (ayat 6). Sang pendeta hanya tersenyum. Ia mengingatkan bahwa sejak dulu tuaian memang banyak, tetapi pekerja sangat sedikit. Walau demikian, untuk tuaian yang satu ini kita tidak bisa merekrut sembarang pekerja (ayat 10). Semua pekerja dalam pelayanan anak harus sadar bahwa ia mengerjakan sesuatu yang sangat berharga. Karena itu konsekuensinya juga berat. Lebih baik sebuah batu giling diikatkan ke lehernya, dan ia ditenggelamkan ke laut apabila seorang anak kecil disesatkan oleh pengajarannya. Apalagi malah membuat anak berbuat dosa (ayat 7). Menjadi pelayan anak tidak sekadar “yang penting mau”.

Menjadi orang yang terlibat dalam pelayanan Sekolah Minggu perlu keseriusan, tidak sekadar asal. Karena itu, apabila kita memiliki hati yang terbeban untuk melayani anak serta mengerti betapa berharganya kepercayaan yang Tuhan berikan, Tuhan pasti akan menolong dan memampukan kita dalam menjalani pelayanan tersebut.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, July 7, 2010 0 komentar

Subscribe here

Tentang Kami

My photo
Denpasar, Bali, Indonesia
WELLCOME to Gereja Kristen Protestan Simalungun Bali... Di sini tempat kita memuji Tuhan Yesus Kristus, tempat kita belajar Firman Tuhan... Let's praise Jesus Christ..!!Haleluya...

Pengurus Gereja

Pendeta
Pdt. Melena br. Turnip

Pimpinan Majelis

Vorhanger : St. Jansen Purba Sidagambir
Wapeng : St. Rajalim Saragih Simarmata
Sekretaris : Sy. Johny Damanik
Bendahara : St. W. Saragih Simarmata

Anggota Majelis
St. Rajalim Saragih
St. H. F. Sinaga
Sy. HJ. Sipayung
Sy. Enrico Purba
Sy. Doni F. Sinaga
Sy. Jayansen Sipayung
Sy. E. H. Sinaga
Sy. Jadima Purba Sidagambir
Sy. Benny Saragih
Sy. Jonrianto Purba

Seksi-seksi/Koordinator
Bapa: Sy. Jayansen Sipayung
Wanita: Ny. M. Lisbeth Br. Saragih
Pemuda: Sy. Donny Sinaga
SM: Ny. Evi K. Br. Girsang

Pembimbing
Bapa: St. H. F. Sinaga
Wanita: St. W. Saragih Simarmata
Pemuda: Sy. Jadima Purba Sidagambir
SM: Sy. Jonrianto Purba

Translate

GKPS Denpasar's Moments

Pensi Pgkps Denpasar

Ianan, Lokasi


View Tanjung Benoa in a larger map