Ada suatu dongeng mengenai seorang pedagang yang membawa barang dagangan berupa kapas dan garam. Dagangannya dimuatkan pada 2 ekor keledai, untuk dibawa ke suatu tempat yang jauh.
Keledai yang bermuatan kapas selalu mengeluh, “Huh, alangkah beratnya bebanku. Bungkusan yang sekian besar harus kupikul. Enak dia temanku, muatan di punggungnya jauh lebih kecil, pasti lebih ringan. Ini tidak adil.”
Ketika mereka sampai di tepi sungai, hari sudah mulai siang dan matahari bersinar dengan teriknya. Mereka istirahat di tepi sungai itu. Karena merasa kegerahan, keledai yang membawa muatan garam, cepat-cepat turun ke sungai, hendak minum dan merendamkan diri.
Setelah keluar dari sungai, ia merasakan bebannya berkurang. Melihat hal ini, keledai yang bermuatan kapas, mencoba melakukan seperti yang dilakukan temannnya, tetapi apa yang terjad? Bebannya bukan semakin ringan, tetapi semakin berat.
Sering orang mengeluh kepada Tuhan, karena beban hidupnya terasa berat, dan memandang beban hidup orang itu ringan. Padahal tidak selalu demikian….(I Korintus 10:13). Tuhan Yesus memberkati…Amin.
Keledai yang bermuatan kapas selalu mengeluh, “Huh, alangkah beratnya bebanku. Bungkusan yang sekian besar harus kupikul. Enak dia temanku, muatan di punggungnya jauh lebih kecil, pasti lebih ringan. Ini tidak adil.”
Ketika mereka sampai di tepi sungai, hari sudah mulai siang dan matahari bersinar dengan teriknya. Mereka istirahat di tepi sungai itu. Karena merasa kegerahan, keledai yang membawa muatan garam, cepat-cepat turun ke sungai, hendak minum dan merendamkan diri.
Setelah keluar dari sungai, ia merasakan bebannya berkurang. Melihat hal ini, keledai yang bermuatan kapas, mencoba melakukan seperti yang dilakukan temannnya, tetapi apa yang terjad? Bebannya bukan semakin ringan, tetapi semakin berat.
Sering orang mengeluh kepada Tuhan, karena beban hidupnya terasa berat, dan memandang beban hidup orang itu ringan. Padahal tidak selalu demikian….(I Korintus 10:13). Tuhan Yesus memberkati…Amin.
0 komentar