Jika Anda merasa kesulitan untuk mengetahui apa yang perlu ditulis di buku harian, cobalah menjawab beberapa pertanyaan berikut:
• Apakah isi ayat-ayat ini?
• Bagaimana penerapannya pada diri saya?
• Bagaimana saya dapat menerapkannya hari ini?
• Adakah seseorang yang membutuhkan pesan dari ayat ini?
• Apakah kaitannya dengan hidup saya?
• Apakah harapan-harapan dan impian-impian saya?
• Apakah pengharapan-pengharapan saya kepada Tuhan? Apakah pengharapan-pengharapan itu alkitabiah?
• Adakah yang dapat saya pelajari dari tokoh Alkitab ini?
Dalam konferensi “Oasis” yang bertujuan mengajar para wanita bagaimana cara memanfaatkan waktu luangnya bersama Allah, saya menerima nasihat ini:
Tenangkan pikiran dan tubuh Anda, gunakan iman untuk menerima apa yang akan Yesus nyatakan. Bacalah perikop ini dengan perlahan dan hati-hati sampai Anda menemukan sebuah kata atau kalimat yang berkesan di pikiran atau berpengaruh di hati Anda. Renungkanlah hal itu, dan biarkan pemikiran itu masuk ke dalam hati Anda. Tanyakan kepada Tuhan segala pertanyaan yang ingin Anda ketahui dari perikop tersebut. Dengarkan dengan hati Anda apa yang dikatakan-Nya…tuliskan penglaaman itu…karanglah sebuah puisi..lukislah sebuah gambar…gubahlah sebuah mazmur pujian.
Pada salah satu konferensi Oasis itu, saya teringat akan dorongan untuk menutup jendela tanggung jawab pada kehidupan saya seperti kita menutup program windows di computer. Saat saya menenangkan diri, menekan ikon “off” dengan “mouse” kehidupan terhadap segala kegiatan saya, maka saya dapat, menangkapapa yang Allah katakana dengan baik. Saya dapat melakukannya dengan membuattulisan bebas di buku harian, atau mencatat berbagai pemikiran acak yang memasuki pikiran saya. Dari situ saya memiliki banyak catatan dengan berbagai gaya penulisan, puisi, atau ungkapan perasaan sebagai pelepasan dari hati yang sesak. Manakala saya meninggalkan hiruk-pikuk kegiatan yang ada, maka saya sangat ingin menulis catatan harian bagi-Nya.
(Dikutip dari buku “Cara Kreatif Bertemu Allah” karya Pam Farrel, hal 23- 27)
• Apakah isi ayat-ayat ini?
• Bagaimana penerapannya pada diri saya?
• Bagaimana saya dapat menerapkannya hari ini?
• Adakah seseorang yang membutuhkan pesan dari ayat ini?
• Apakah kaitannya dengan hidup saya?
• Apakah harapan-harapan dan impian-impian saya?
• Apakah pengharapan-pengharapan saya kepada Tuhan? Apakah pengharapan-pengharapan itu alkitabiah?
• Adakah yang dapat saya pelajari dari tokoh Alkitab ini?
Dalam konferensi “Oasis” yang bertujuan mengajar para wanita bagaimana cara memanfaatkan waktu luangnya bersama Allah, saya menerima nasihat ini:
Tenangkan pikiran dan tubuh Anda, gunakan iman untuk menerima apa yang akan Yesus nyatakan. Bacalah perikop ini dengan perlahan dan hati-hati sampai Anda menemukan sebuah kata atau kalimat yang berkesan di pikiran atau berpengaruh di hati Anda. Renungkanlah hal itu, dan biarkan pemikiran itu masuk ke dalam hati Anda. Tanyakan kepada Tuhan segala pertanyaan yang ingin Anda ketahui dari perikop tersebut. Dengarkan dengan hati Anda apa yang dikatakan-Nya…tuliskan penglaaman itu…karanglah sebuah puisi..lukislah sebuah gambar…gubahlah sebuah mazmur pujian.
Pada salah satu konferensi Oasis itu, saya teringat akan dorongan untuk menutup jendela tanggung jawab pada kehidupan saya seperti kita menutup program windows di computer. Saat saya menenangkan diri, menekan ikon “off” dengan “mouse” kehidupan terhadap segala kegiatan saya, maka saya dapat, menangkapapa yang Allah katakana dengan baik. Saya dapat melakukannya dengan membuattulisan bebas di buku harian, atau mencatat berbagai pemikiran acak yang memasuki pikiran saya. Dari situ saya memiliki banyak catatan dengan berbagai gaya penulisan, puisi, atau ungkapan perasaan sebagai pelepasan dari hati yang sesak. Manakala saya meninggalkan hiruk-pikuk kegiatan yang ada, maka saya sangat ingin menulis catatan harian bagi-Nya.
(Dikutip dari buku “Cara Kreatif Bertemu Allah” karya Pam Farrel, hal 23- 27)
0 komentar