Sudah menjadi kebiasaan bahwa Natal selalu dirayakan di bulan Desember. Natal sekarang ini bahkan sudah menjadi tradisi bukan hanya dikalangan Kristen tetapi juga menjadi tradisi bagi kalangan yang belum percaya kepada Tuhan. Coba lihat di toko-toko yang non Kristen, disana kita akan menjumpai pajangan, pernik-pernik Natal, pohon Natal sampai lagu Natal yang dikumandangan memuji Sang Anak yang dijanjikan Allah. Bukan hanya itu saja, di rumah-rumah yang belum percaya Tuhan pun kita akanmenjumpai lagu Natal dan pohonnya.
Tidak perduli apakah mereka benar-benar mengerti makna dan arti perayaan Natal itu atau tidak setiap tahun Natal sudah menjadi suatu tradisi bagi umat manusia di muka bumi ini. Pertanyaanya adalah, bagaimana membedakan perayaan Natal yang Kristiani dan yang bukan? Apakah Natal yang dirayakan orang Kristen sudah pasti Kristiani? Tidak dapat kita sangkal, kebanyakan perayaan Natal yang berjalan sudah membiaskan, mengaburkan makna Natal yang Kristiani. Natal sering disamakan dengan pesta, hura-hura, dan kebebasan yang tak terkontrol. Di dunia Barat, anak-anak muda sering memakai perayaan Natal sebagai pesta narkoba. Di malam Natal mereka semua berkumpul dan mengkomsumsi narkoba diiringi dengan musik-musik rock, musik metal dan musik-musik keras yang membuat mereka seperti terbang dan bebas. Malam Natal bagi mereka adalah kesempatan untuk melampiaskan kebiasaan yang selama ini dikungkung oleh nilai-nilai dan norma-norma. Orang-orang yang seperti ini dikatakan dalam Alkitab adalah orang-orang yang diserahkan kepada kebiasaan-kebiasaan mereka sendiri oleh Allah. Allah membiarkan mereka disesatkan oleh diri mereka sendiri.
Peristiwa di malam Natal adalah peristiwa yang sangat luar biasa. Malam itu adalah malam puncak pernyataan kasih Allah kepada manusia. Allah yang Maha Suci menyatakan kasihNya kepada umat manusia yang berdosa. Allah mengasihi kita bukan karena kebaikan maupun kelebihan kita. Anugerah terbesar dalam sejarah manusia adalah kelahiran Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia. Dan dalam kelahirannya adalah pada saat semua manusia sedang tidur terlelap. Sang bayi yang mulia ini lahir dalam kepapaan.
Sang bayi ini yang kelak melayani dengan membasuh kaki murid-muridNya. DIA adalah Sang Pencipta yang diberikan kepada manusia menjadi PENYELAMAT. Tuhan Yesus memberikan teladan kepada kita bagaimana kita harus bersikap dengan sesama. Dengan meningalkan tahta dan keraajaan sorga yang begitu mulia, IA masuk ke dalam dunia yang sedang tertidur. Dunia yang mementingkan diri sendiri dan egosentris. Dunia yang mementingkan kenyamanan pribadi, dunia yang bersifat antropologistik.
Tidak perduli apakah mereka benar-benar mengerti makna dan arti perayaan Natal itu atau tidak setiap tahun Natal sudah menjadi suatu tradisi bagi umat manusia di muka bumi ini. Pertanyaanya adalah, bagaimana membedakan perayaan Natal yang Kristiani dan yang bukan? Apakah Natal yang dirayakan orang Kristen sudah pasti Kristiani? Tidak dapat kita sangkal, kebanyakan perayaan Natal yang berjalan sudah membiaskan, mengaburkan makna Natal yang Kristiani. Natal sering disamakan dengan pesta, hura-hura, dan kebebasan yang tak terkontrol. Di dunia Barat, anak-anak muda sering memakai perayaan Natal sebagai pesta narkoba. Di malam Natal mereka semua berkumpul dan mengkomsumsi narkoba diiringi dengan musik-musik rock, musik metal dan musik-musik keras yang membuat mereka seperti terbang dan bebas. Malam Natal bagi mereka adalah kesempatan untuk melampiaskan kebiasaan yang selama ini dikungkung oleh nilai-nilai dan norma-norma. Orang-orang yang seperti ini dikatakan dalam Alkitab adalah orang-orang yang diserahkan kepada kebiasaan-kebiasaan mereka sendiri oleh Allah. Allah membiarkan mereka disesatkan oleh diri mereka sendiri.
Peristiwa di malam Natal adalah peristiwa yang sangat luar biasa. Malam itu adalah malam puncak pernyataan kasih Allah kepada manusia. Allah yang Maha Suci menyatakan kasihNya kepada umat manusia yang berdosa. Allah mengasihi kita bukan karena kebaikan maupun kelebihan kita. Anugerah terbesar dalam sejarah manusia adalah kelahiran Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia. Dan dalam kelahirannya adalah pada saat semua manusia sedang tidur terlelap. Sang bayi yang mulia ini lahir dalam kepapaan.
Sang bayi ini yang kelak melayani dengan membasuh kaki murid-muridNya. DIA adalah Sang Pencipta yang diberikan kepada manusia menjadi PENYELAMAT. Tuhan Yesus memberikan teladan kepada kita bagaimana kita harus bersikap dengan sesama. Dengan meningalkan tahta dan keraajaan sorga yang begitu mulia, IA masuk ke dalam dunia yang sedang tertidur. Dunia yang mementingkan diri sendiri dan egosentris. Dunia yang mementingkan kenyamanan pribadi, dunia yang bersifat antropologistik.
0 komentar