Showing posts with label Umum. Show all posts
Showing posts with label Umum. Show all posts

Komunikasi adalah seperti aliran darah di dalam tubuh kita. Ketika aliran darah itu berhenti mengalir, berarti kita juga akan mati. Dan sebaliknya kalau aliran darah itu tetap lancar kita pasti akan sehat-sehat saja. Namun kadang banyak diantara kita yang menomorduakan komunikasi, menganggap remeh komunikasi. Apa yang terjadi ketika komunikasi itu berhenti? Jawabannya adalah HUBUNGAN yang tidak baik dan bahkan ”mati”.
Sewaktu saya kecil kadang-kadang saya juga tidak menuruti nasihat orangtua, layaknya anak-anak kecil lainnya. Misalnya, sudah maghrib tetapi masih bermain-main di luar. Masih terngiang pesan ibu dan kakak-kakak ku saat itu, “ulang marguro-guro i darat be, holi itangkap pamangus da”. Entahlah itu hanya sekedar mitos atau hanya “mambiar-biari”. Di Kampungku apabila waktu maghrib/senja tiba, maka warga (anak-anak) tidak ada yang berada diluar rumah. Sebagai hukuman atas kesalahan itu, ibu menjewer telinga saya.

Mengapa hukuman itu berupa jeweran di telinga, tidak di tempat lain, di hidung contohnya? Filosofisnya, telinga adalah indera paling penting bagi anak-anak dalam mempelajari aturan-aturan yang diajarkan orangtua. Orangtua mendidik anak dengan norma-norma melalui mulut mereka kemudian diterima oleh anak-anak melalui telinga mereka. Jadi, anak yang nakal patut dijewer telinganya supaya telinganya itu dipergunakan sebaik-baiknya untuk belajar. Sambil menjewer telinga biasanya para orangtua berkata, “ anggo i patugah na dear tangihon! Ulang masuk hun pinggol siamun, i padarat ho hun pinggol sambilou (Jika diberi tahu, dengarkan! Jangan dimasukkan melalui telinga kanan lalu dikeluarkan melalui telinga kiri)”. Kini setelah dewasa, saya tidak pernah dijewer lagi. Bukan karena tidak pernah ada peraturan yang saya langgar, melainkan badan saya sudah lebih tinggi daripada badan ibu. Jadi, bila ibu mau menjewer telinga saya dijamin tidak akan sampai. Lagi pula memang saya tidak pernah nakal lagi. Sudah tua koq masih disebut nakal!
Telinga digunakan untuk mendengar dan mendengarkan. Dalam kajian komunikasi, antara mendengar dan mendengarkan artinya berbeda. Mendengar berkenaan dengan penerimaan rangsang suara secara datar dan tidak mendalam atau tidak disengaja. Sedangkan mendengarkan bertalian dengan proses psikologis yang aktif. Proses ini melibatkan hati, pikiran, telinga, dan mata. Dengan kata lain, mendengar hanyalah proses sensasi. Mendengarkan lebih dari sekadar sensasi, melainkan juga berpikir dan berempati. Jadi, mendengarkan bukanlah usaha yang gampang. Mendengarkan adalah usaha yang memerlukan energi dan perhatian yang tinggi.

PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN / PEKERJAAN

Komunikasi adalah bukan sekadar menyampaikan pesan, namun juga menyangkut interaksi antara dua insan atau lebih. Dalam gereja dan tempat kerja dimana kita melakukan suatu pelayanan, terdapat berbagai macam orang yang kita jumpai. Terdapat beberapa orang yang menyenangkan, tetapi ada pula yang kurang menyenangkan. Kita bisa membangun persahabatan dan berlangsung seumur hidup.tetapi ada juga beberapa orang yang “sulit” benar–benar sangat egois, tidak menyenangkan dan bahkan kejam. Dapat dipastikan pada saat kita bekerja dengan orang–orang yang berkarakter seperti yang telah disebutkan di atas, maka akan timbul masalah/konflik. Ketika konflik muncul, apa yang harus kita lakukan? diam saja, mundur dari pekerjaan/pelayanan gereja atau berusaha menyelesaikan konflik tersebut?
“Tantangan Terbesar dalam berkomunikasi adalah mengerti pikiran,
latar belakang dan proses berpikir pendengar anda. Bila anda tahu ini, ada cara mencegah banyak “ gangguan komunikasi” (Wayne Pennington)
“Banyaklah mendengar, namun bicaralah sedikit” (William Shakespeare/Hamlet)

PENTINGNYA MENDENGARKAN

“Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera” (II Korintus 13:11)
“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu" (Efesus 4:2)

Firman Tuhan memerintahkan kita untuk bergaul dengan baik dengan orang lain. Ingatlah apa yang dikatakan dalam Roma 12:18. “sedapat–dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang. “ Sungguh menarik untuk melihat kata keterangan dalam ayat ini. “Sedapat–dapatnya“. Pernahkah kita memandang Roma 12:18 dengan cara demikian? Terkadang apapun yang kita lakukan, seseorang tidak menanggapinya dengan benar. Namun, kita harus tetap melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan kedamaian dengannya. Ada harapan bagi kita untuk bergaul dengan lebih baik dengan orang lain di gereja dan ditempat kerja. Semua itu dimulai dari diri kita sendiri. Cara yang sangat efektif untuk menyelesaikan konflik–konflik dalam hubungan kerja dan pelayanan kita adalah melalui berkomunikasi. Agar komunikasi menjadi efektif. Kedua pihak harus terus menerus memberi dan menerima informasi baik lisan maupun tulisan. Didalam berkomunikasi dengan orang lain, termasuk rekan pelayanan di gereja, terdapat aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu aspek mendengarkan. Akan tetapi, saat ini terlalu banyak orang yang hanya mau mendengar diri mereka sendiri ketika berbicara dan mendominasi pembicaraan. Seringkali ketika dua orang sedang berbicara, sebenarnya mereka sedang mengadakan “dialog tuli“. Jika kita benar–benar mendengarkan orang lain, berarti kita sedang mengirim suatu pesan yang akan membuatnya berpikir saya pasti layak didengarkan. Pernahkah kita mempunyai pengalaman didengarkan oleh orang lain? Tidak hanya didengarkan, namun kata–kata kita benar–benar diperhatikan? Firman Tuhan berikut ini menjelaskan bagaimana Allah mendengarkan kita. Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. “Sebab Ia menyendengkan telingaNya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepadaNya”. (Mazmur 116 :1,2).

LANGKAH BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita perlu memperhatikan siapa yang kita ajak untuk berkomunikasi.

1.Hubungan antar generasi. Setiap generasi dihadapkan pada persoalan–persoalan yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Langkahnya adalah dengan mengenali dan memahami. Memahami berarti mengerti makna perbedaan–perbedaan tersebut, namun juga berarti mempunyai suatu sikap yang toleran terhadap mereka. Jangan mudah untuk berprasangka kepada orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Jika kita cepat memberi penghakiman terhadap suatu kelompok yang berbeda, maka visi kita mulai berubah. Telinga yang terbuka, pikiran yang terbuka dan hati yang terbuka akan membantu kita memahami hal–hal yang belum pernah kita pahami sebelumnya.

2.Hubungan antar lawan jenis. Banyak pria memandang komunikasi sebagai pertandingan olahraga. Itulah sebabnya ketika suatu percakapan berakhir, bagi seorang pria itu benar– benar berakhir. Wanita berkomunikasi untuk memahami orang lain dan untuk membuat orang lain memahami mereka. Inilah sebabnya mengapa subyek yang sama dapat dibicarakan dan dibahas, dianalisis & dibedah berkali–kali. Setiap kali menghasilkan pemahaman yang lebih dalam. Dalam percakapan dengan wanita, pria boleh terus berbicara tentang apa yang mereka lakukan (misal: olahraga, hobi, uang atau bisnis). Pria boleh terus menggunakan gaya bicaranya dan juga janganlah terlalu mengekang rasa humor! Dalam percakapan dengan pria, wanita boleh terus berbicara tentang orang-orang, hubungan, dan perasaan. Namun, jagalah agar kata–kata tetap singkat dan spesifik sehingga pria akan lebih mendengarkan. Jika wanita sedang berbicara dengan seorang pria, ia harus bertanya pada diri sendiri : “Apakah ia perlu mendengar semua ini atau bahkan ingin mendengarnya? Juga akan membantu jika wanita menambahkan topik–topik yang disukai oleh pria. Mereka tidak harus menjadi ahli dalam topik tersebut, namun dengan sedikit membuka wawasan dengan membaca/mendengarkan, mereka bisa mendapatkan cukup informasi untuk mengetahuinya.

3.KOMUNIKASI YANG BAIK AKAN MENCIPTAKAN SUATU HUBUNGAN YANG BAIK DAN BERLAKU SEBALIKNYA.

4.Akhirnya, SELAMAT BERKOMUNIKASI !!

Ebn Purba Sidadolog - Pemuda GKPS GETSEMANE (mantan pgkps denpasar)

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Tuesday, March 15, 2011 0 komentar












Ketika aku masih kecil dan bebas,
dan imanjinasiku tidak ada batasnya, aku
mengimpikan untuk mengubah dunia;
ketika aku semakin besar dan
semakin bijaksana, aku sadar bahwa
dunia tak mungkin diubah.
dan aku putuskan untuk mengurangi
impianku sedikit dan hanya mengubah
negaraku. Tetapi itupun tampaknya
tidak mungkin.
ketika aku memasuki usia senja,
dalam suatu upaya terakhir, aku berusaha
mengubah keluargaku sendiri, mereka
yang paling dekat denganku, tetapi sayang,
mereka tidak menggubrisku.


dan sekarang menjelang ajal, aku sadar
(mungkin untuk pertama kalinya) bahwa kalau
saja aku mengubah diriku dulu, lalu dengan
teladan mungkin aku bisa mempengaruhi
keluargaku, dan dengan dorongan serta
dukungan mereka mungkin aku bisa membuat
negaraku menjadi lebih baik, dan siapa tahu,
mungkin aku bisa mengubah dunia.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, August 2, 2009 0 komentar

Tidak terasa tepat tanggal 26 Juni 2009 lalu, 2 tahun sudah penulis menjalani kehidupan di pulau Bali ini. Telah banyak pula yang terjadi dan penulis alami semenjak tinggal di Bali demi menjalani perkuliahan. Begitu banyak berkat Tuhan yang penulis rasakan (terima kasih Tuhan…^_^). Tahun kedua ini, penulis merasakan sesuatu yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan penulis, semoga Tuhan Yesus senantiasa menyertai dan memimpin jalan penulis selama menjalani kehidupan di Bali dan juga menyertai keluarga penulis di Irian Jaya Barat (Sorong). Tuhan pimpin anak-Mu!

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, July 26, 2009 0 komentar


Umumnya orang ingin menjadi nomor satu, tidak mau menjadi nomor dua. Sebab menjadi nomor dua artinya selalu dalam bayang-bayang dan mudah dilupakan. Namun, Alkitab penuh dengan orang-orang “nomor dua” yang luar biasa. Meskipun nomor dua, mereka memainkan peranan penting. Yusuf adalah orang nomor dua sewaktu berkuasa di Mesir, tetapi pengaruhnya melampaui Firaun si nomor satu. Daniel selalu menjadi pejabat nomor dua. Raja silih berganti, tetapi Daniel terus menjabat sebagai orang nomor dua. Pengaruhnya melintasi zaman dan kerajaan, meskipun ia tidak pernah menjadi orang nomor satu.


“Aku adalah Yudas, saudaranya Yakobus”, demikian Yudas menyebut dirinya. Ia adalah pemimpin nomor dua setelah Yakobus—pemimpin tertinggi gereja mula-mula di Yerusalem. Yudas jarang dikenal, bahkan kalah terkenal dari Yudas Iskariot. Namun ia senang menempatkan dirinya sebagai hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus.

Senang, walaupun menjadi nomor dua. Ia tidak menggerutu. Apalagi ia diberi karunia penting untuk membangun dan memelihara jemaat. Dengan rendah hati ia menggunakan karunianya untuk menasihati gereja yang terancam ajaran sesat. Surat Yudas yang bijak ini kemudian disimpan dan dijadikan bagian dari Kitab Suci.

Tak semua orang mesti menjadi nomor satu. Sebagian kita dikaruniai Tuhan tempat sebagai nomor dua. Jangan mengeluh. Jika dengan rendah hati dan sukacita posisi itu kita terima, Tuhan akan memakai kita untuk mengerjakan sesuatu yang penting dan mulia. Jangan kecil hati. Bertanyalah pada Tuhan tentang peran yang Dia ingin kita mainkan dengan bijaksana pada posisi tertentu.
Di tangan Tuhan, orang-orang biasa mampu melakukan hal-hal luar biasa

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Tuesday, July 14, 2009 0 komentar


Seorang ibu bercerita, “Beberapa hari yang lalu saya sangat gembira karena menerima berkat. Kemudian pada saat beribadah di gereja, Tuhan menyuruh saya untuk memberikan semua berkat itu kepada si A, saya tahu keadaan si A, ia sedang mengalami kesulitan keuangan. Saya lantas memberikan berkat itu pada si A. Si A sangat terharu saat menerimanya. Ia memang meminta agar Tuhan memberkatinya agar ia dapat memberkati ketiga orang temannya yang berkekurangan. Seketika saya tidak bisa berkata-kata. Luar biasa si A ini, dia sedang berkekurangan namun ia tidak memikirkan dirinya sendiri, justru memikirkan dan ingin memberkati orang lain.”
Hal yang sama pernah dilakukan oleh jemaat Makedonia (ayat 1). Jemaat Makedonia yang berkekurangan secara jasmani justru sangat kaya dalam kemurahan hati untuk memberikan sesuatu bagi orang lain. Paulus yang menggunakan contoh jemaat Makedonia yang murah hati untuk mendorong jemaat Korintus yang kaya secara jasmani agar mau bermurah hati juga.

Bermurah hati nggak berarti kita harus memberi sampai kita sendiri nggak punya apa-apa lagi dan akhirnya menjadi beban buat kita. Bermurah hati berarti kita memberi sesuai dengan kerelaan hati, keikhlasan kasih, penuh sukacita, dan sesuai dengan apa yang ada pada kita. Bermurah hatilah yang demikian agar mendatangkan sukacita untuk kedua belah pihak: yang menerima dan yang member.
Jadi, jangan menahan diri untuk member jika kita mampu untuk melakukannya. Marilah bermurah hati, karena kita juga sudah menerima kemurahan hati Tuhan dalam hidup kita….GBU

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, July 12, 2009 0 komentar



Aku adalah teman tatapmu.
Aku adalah penolongmu yang terbesar
atau bebanmu yang terberat. Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu menuju kegagalan. Aku sepenuhnya tunduk pada perintahmu. Sebagian hal yang kulakukan mungkin sebaiknya kamu serahkan saja kepadaku, maka aku akan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur, kamu tinggal tegas terhadapku. Tunjukkan kepadaku, bagaimana persisnya kamu ingin sesuatu itu dilaksanakan dan setelah beberapa kali belajar aku akan melakukannya dengan otomatis. Aku adalah hamba dari semua insan besar, dan sayangnya, juga hamba dari semua pecundang. Mereka yang besar, telah kujadikan besar. Mereka yang gagal, telah kujadikan pecundang.

Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan ketepatan seperti mesin ditambah intelejensi manusia. Kamu bisa menjalankan aku demi keuntungan atau kehancuran, tak ada bedanya bagiku.

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu. Kendorlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu.

Siapakah aku??
Aku adalah KEBIASAAN...

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, July 8, 2009 0 komentar



1 Yohanes 5:3
Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.
Ketika tiba saatnya untuk mengungkapkan perasaan kita, hanya sedikit dari kita yang lebih jujur dari anak-anak. Seorang ayah mengalami kesulitan untuk membuat anaknya patuh kepadanya. Ketika anak itu ditanya mengapa ia tidak mentaati ayahnya, ia menjawab, "Ayah, saya tidak ingin melakukannya!"

Sebagai orang Kristen, banyak di antara kita tidak sejujur anak itu. Kita sering mengungkapkan banyak alasan saat tidak taat pada kehendak Allah, padahal alasan yang sebenarnya karena kita tidak ingin melakukannya.
Ada seorang teman yang menikah dengan orang Jerman dan harus meninggalkan Indonesia untuk ikut dengan isterinya. Ketika keluarga mereka tinggal di Berlin Barat, teman saya mulai mengabaikan kebiasaan membaca Alkitab dan berdoa. Alasannya ia tidak punya waktu untuk itu. Ketika akhirnya mereka pindah ke Swiss dan pada kenyataannya waktu yang dimilikinya lebih banyak, ternyata untuk membaca Alkitab dan berdoa secara teratur pun tetap tidak dilakukannya.


Pada akhirnya ketika ia membuka Alkitab, ayat yang dibacanya adalah 1 Yohanes 5:3 yang berbunyi, "Inilah Inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perinyah-Nya." Setelah membaca ayat tersebut, ia pun menyesali sikapnya yang telah lama mengabaikan Tuhan. Dia mengatakan bahwa pada saat itu Tuhan memenuhi hatinya yang hampa dengan kasih pengampunan-Nya. Sejak saat itu, membaca Alkitab dan berdoa menjadi kegemarannya. Kasihnya kepada Tuhan yang telah diperbaharui membuat dirinya dan keluarganya ingin melakukan kehendak-Nya lebih daripada melakukan kehendaknya sendiri.

Apakah Anda mengetahui kehendak Allah bagi Anda? Apakah Anda mengasihi-Nya dan ingin melakukan kehendak-Nya?

Sikap hati yang mengasihi Allah adalah inti dari ketaatan Anda terhadap segala perintah-Nya.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Monday, July 6, 2009 0 komentar

Hari Selasa, 16 Juni 2009 menjadi hari yang bersejarah buat penulis. Mengapa?? hehehe....sebenarnya malu sih mengatakannya, tapi...kemaren itu....(lama..)....Kemaren itu aku akhirnya seumur hidupku ini pernah ke bioskop...hahahah....Bersama beberapa orang teman, kami seusai kuliah pergi ke bioskop Gallery 21 di Bypass Ngurah Rai. Sesampainya di sana, kami memarkirkan motor kami di tempat parkir yang kali ini lumayan jauh karena tempat parkir yang lama katanya sedang ada perbaikan.
Dengan semangat yang menggebu-gebu akhirnya masuklah kami ke dalam bioskop untuk memesang tiket. Ternyata movie yang hendak kami tonton sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Sesegera mungkin kami membeli tiket dan langsung duduk diam dengan tenang menonton.
Film yang kami tonton kali ini berjudul "Terminator The Salvation". Film ini merupakan kelajutan film terminator-terminator yang sebelumnya, mulai dari yang pertama sampai yang ketiga. Kali ini merupakan yang keempat dari seri film ini. Dari yang pertama hingga yang ketiga, film ini memang mengisahkan mengenai mesin yang datang ke dunia dari masa depan dengan misi meng-'terminate' misi-misi yang akan dilakukan oleh seseorang yang menjadi tergetnya di dunia. Mesin yang dikirim ini ada yang memiliki tujuan baik dan ada pula dengan tujuan jahat. Sebenarnya panjang sekali cerita film ini tapi kalau mau tau nonton aja ya...
Ya, inti yang aku petikd dari film ini adalah pengorbanan itu tidaklah sia-sia bila kita lakukan untuk tujuan yang baik. Si 'mesin' yang bernama Marcus pada film ini melakukan hal yang sama (sempat nangis lihat adegan terakhir), ia rela menyerahkan jantungnya untuk John Connor yang pada misinya ia harus bunuh. Tetapi ia ingin semuanya berakhir bahagia dan ia tahu bahwa semua orang punya kesempatan kedua untuk memperbaiki hidupnya agar lebih baik dari sebelumnya...
Sekali lagi, pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk manusia tidaklah sia-sia. Ia rela mati demi tujuan agar umatNya semua diselamatkan. Sekarang bagi kita yang sudah diselamatkan apa yang harus kita lakukan sekarang?? Apa kita hanya berdiam diri saja? Kita dituntut seperti John Connor yang mau untuk mengubah jalan hidupnya agar lebih baik lagi lewat kesempatan yang telah ia terima. Tentu Marcus si 'mesin' tidak ingin pengorbanannya sia-sia tetapi ia mau kita menggunakannya demi kebaikan. Tuhan Yesus memberkati. Mari kita tunjukkan jati diri kita sebagai seorang yang percaya pada Tuhan Yesus. Amin.

Ya, inti yang aku petikd dari film ini adalah pengorbanan itu tidaklah sia-sia bila kita lakukan untuk tujuan yang baik. Si 'mesin' yang bernama Marcus pada film ini melakukan hal yang sama (sempat nangis lihat adegan terakhir), ia rela menyerahkan jantungnya untuk John Connor yang pada misinya ia harus bunuh. Tetapi ia ingin semuanya berakhir bahagia dan ia tahu bahwa semua orang punya kesempatan kedua untuk memperbaiki hidupnya agar lebih baik dari sebelumnya...
Sekali lagi, pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk manusia tidaklah sia-sia. Ia rela mati demi tujuan agar umatNya semua diselamatkan. Sekarang bagi kita yang sudah diselamatkan apa yang harus kita lakukan sekarang?? Apa kita hanya berdiam diri saja? Kita dituntut seperti John Connor yang mau untuk mengubah jalan hidupnya agar lebih baik lagi lewat kesempatan yang telah ia terima. Tentu Marcus si 'mesin' tidak ingin pengorbanannya sia-sia tetapi ia mau kita menggunakannya demi kebaikan. Tuhan Yesus memberkati. Mari kita tunjukkan jati diri kita sebagai seorang yang percaya pada Tuhan Yesus. Amin.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Tuesday, June 16, 2009 1 komentar

1 Yohanes 1:9
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Kita semua pernah membuat kesalahan, tetapi Tuhan tidak pernah mendiskualifikasi kita hanya karena kita telah gagal. Ia adalah Tuhan yang memberi kesempatan kedua. Anda mungkin telah kehilangan rencana A untuk kehidupan Anda, tetapi Tuhan memiliki rencana B, rencana C, rencana D dan rencana E. Tuhan akan selalu menemukan sebuah cara untuk membawa Anda ke tujuan akhir Anda jika Anda mau percaya kepada-Nya.
Perjanjian Lama mencatat bagaimana Raja Daud memerintahkan seorang pria dibunuh supaya ia dapat menikahi isterinya. Tetapi saat Daud bertobat, Tuhan mengampuninya dan masih memakainya dengan cara yang luar biasa.

Seorang pria bernama Saulus membenci orang-orang Kristen; ia mengejar, menganiaya dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Tetapi Tuhan mengampuninya, mengubah namanya menjadi Paulus dan ia akhirnya menulis lebih dari setengah Perjanjian Baru.

1 Yohanes 1:9
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Kita semua pernah membuat kesalahan, tetapi Tuhan tidak pernah mendiskualifikasi kita hanya karena kita telah gagal. Ia adalah Tuhan yang memberi kesempatan kedua. Anda mungkin telah kehilangan rencana A untuk kehidupan Anda, tetapi Tuhan memiliki rencana B, rencana C, rencana D dan rencana E. Tuhan akan selalu menemukan sebuah cara untuk membawa Anda ke tujuan akhir Anda jika Anda mau percaya kepada-Nya.
Perjanjian Lama mencatat bagaimana Raja Daud memerintahkan seorang pria dibunuh supaya ia dapat menikahi isterinya. Tetapi saat Daud bertobat, Tuhan mengampuninya dan masih memakainya dengan cara yang luar biasa.

Seorang pria bernama Saulus membenci orang-orang Kristen; ia mengejar, menganiaya dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Tetapi Tuhan mengampuninya, mengubah namanya menjadi Paulus dan ia akhirnya menulis lebih dari setengah Perjanjian Baru.

Rahab adalah seorang pelacur, tetapi Tuhan memakainya untuk membantu melepaskan umat Israel. Tak seorang pun telah pergi terlalu jauh, tidak peduli apa yang telah ia lakukan. Anda perlu mengetahui bahwa Tuhan masih mengasihi Anda. Ia memiliki sebuah rencana besar bagi kehidupan Anda; ia tidak kehabisan kemurahan-Nya. Jika Anda telah meminta pengampunan, Tuhan telah mengampuni Anda. Pertanyaannya adalah: Akankah Anda mengampuni diri Anda sendiri? Akankah Anda berhenti hidup dalam rasa bersalah dan penghukuman? Akankah Anda mengizinkan masa lalu menjadi masa lalu dan hidup hari ini dalam sikap iman dan kemenangan?

Itulah yang harus dilakukan ayah saya. Ayah mengalami sebuah tragedi pada awal kehidupannya. Ia menikah pada usia yang sangat muda, dan sayangnya itu bukanlah salah satu pilihannya yang baik. Sedihnya, pernikahan itu tidak berhasil dan ia mengalami perceraian. Ayah patah hati. Impian-impiannya hancur berantakan, dan ia tidak berpikir bahwa ia akan pernah berkhotbah lagi. Itu adalah salah satu masa yang paling kelam dalam kehidupan ayah. Ia tergoda untuk mencengkeram rasa sakit dan kepedihan itu, terus-menerus mempersalahkan diri sendiri. Ia dapat dengan mudah mengizinkan kekecewaannya mencegah dia maju dan menggenapi tujuan hidup yang Tuhan berikan kepadanya.

Tetapi ayah harus menghentikan kesedihan atas apa yang telah terhilang daripadanya; ia harus belajar bagaimana menerima kemurahan Tuhan dan mulai percaya kepada Tuhan untuk sesuatu yang lebih baik.

Mungkin Anda telah membuat beberapa kesalahan yang serius; Anda telah melakukan beberapa hal yang bukan terbaik bagi kehidupan Anda, dan sekarang Anda sedang hidup dalam rasa bersalah, penghukuman, atau dengan perasaan tidak memenuhi syarat. Anda akan tetap terjebak dalam keputusasaan itu kecuali jika Anda belajar bagaimana menerima kemurahan dan pengampunan Tuhan, dan majulah terus dalam kehidupan Anda.

Itulah yang dilakukan ayah saya. Ayah membuat sebuah keputusan untuk menerima kemurahan Tuhan atas kesalahan-kesalahan dan kegagalan-kegagalannya. Dan sedikit demi sedikit Tuhan mulai memulihkan kehidupan dan pelayanan ayah. Ayah mulai melayani lagi, tetapi ia tidak pernah mengimpikan bahwa ia akan menikah lagi dan memiliki sebuah keluarga.

Kemudian suatu hari, ia berjumpa dengan seorang perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit di mana ia mengunjungi beberapa anggota gerejanya saat mereka sakit. Bagi ayah saya, itu adalah cinta pada pandangan pertama. Ia mulai mencari alasan apa pun supaya ia dapat datang ke rumah sakit itu. Yang saya maksud, ia mau mengunjungi tetangga sebelah dari saudara sepupu perempuan kakek Anda jika Anda memintanya! Ia begitu sering di sana sehingga ibu saya berkata kepada salah seorang temannya, "Pendeta itu punya jemaat yang paling sering sakit yang pernah kulihat!" Ia tidak menyadari pada saat itu bahwa ayah ada di sana untuk melihatnya. Singkat cerita, mereka jatuh cinta dan menikah. Tuhan memberikan ayah suatu yang indah ganti abunya, dan ayah melanjutkan untuk menjamah dunia.

Ia menggembalakan Lakewood Church di Houston lebih dari empat puluh tahun, dan sekarang kelima anaknya bekerja dalam pelayanan. Tuhan mengambil apa yang musuh maksudkan untuk kejahatan, dan Ia mengubahnya dan memakainya untuk kebaikan. Tetapi saya tidak percaya bahwa itu akan terjadi jika ayah tetap terjebak dalam masa lalu, memusatkan perhatian pada kesedihan dan kekecewaan. Saya tidak percaya itu akan terjadi jika ayah saya tidak belajar bagaimana menerima kemurahan Tuhan.

Apakah Anda sedang hidup dalam rasa bersalah dan penghukuman karena kesalahan-kesalahan masa lalu? Lepaskanlah semua itu. Anda tidak dapat melakukan apa pun tentang masa depan, tetapi Anda dapat melakukan sesuatu tentang masa kini. Jika Anda telah membuat kesalahan-kesalahan, mintalah pengampunan dan kemudian majulah terus. Tuhan masih memiliki masa depan yang luar biasa untuk Anda.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Wednesday, June 10, 2009 0 komentar

Suatu hari ketika seorang ibu sedang berjalan di stasiun London, seorang bapak tua menghentikannya. Katanya, "Maaf, Bu, saya mau berterima kasih kepada Anda." Si Ibu ini memandang kaget dan berkata, "Berterima kasih kepada saya?" Si Bapak tua menjawab, "Ya, saya dulu bekerja sebagai pemeriksa karcis. Setiap Anda lewat selalu memberi senyum gembira dan salam kepada saya. Saya tahu senyum itu pasti muncul dari hati yang paling dalam. Suatu pagi saya melihat Anda membawa Alkitab. Akhirnya saya membeli Alkitab, dan saya menemukan Yesus."


Suatu hari ketika seorang ibu sedang berjalan di stasiun London, seorang bapak tua menghentikannya. Katanya, "Maaf, Bu, saya mau berterima kasih kepada Anda." Si Ibu ini memandang kaget dan berkata, "Berterima kasih kepada saya?" Si Bapak tua menjawab, "Ya, saya dulu bekerja sebagai pemeriksa karcis. Setiap Anda lewat selalu memberi senyum gembira dan salam kepada saya. Saya tahu senyum itu pasti muncul dari hati yang paling dalam. Suatu pagi saya melihat Anda membawa Alkitab. Akhirnya saya membeli Alkitab, dan saya menemukan Yesus."

Hal yang sama juga dialami oleh Abraham. Ia sadar bahwa dirinya juga disaksikan oleh banyak orang. Masalah-masalah muncul di antara Lot, kemenakannya, dan ia sendiri. Mereka memiliki banyak domba dan ternak sehingga lahan rumput tidak cukup bagi ternak mereka. Titik puncak masalah adalah para gembala Abraham dan para gembala Lot mulai bertengkar demi lahan rumput terbaik. Sementara itu orang Kanaan dan Feriz yang tinggal yang tinggal di negeri itu menyaksikan mereka. Abraham tahu bahwa ia memiliki TUHAN di tengah-tengah keluarga kafir ini. Akibatnya, seketika itu juga ia mencari jalan damai atas situasi tersebut.

Gereja atau keluarga kita tidak ‘kebal' terhadap berbagai masalah. Namun bagaimana kita bersikap terhadap masalah tersebut dapat mendorong semangat atau menghambat orang lain yang sedang menyaksikan kita. Pilihlah selalu jalan damai sebagai saksi terbaik bagi Tuhan Sang Raja Damai.

Setiap orang punya masalah, namun cara pandangnya terhadap masalah akan menentukan menang tidaknya ia.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Friday, May 29, 2009 1 komentar

Rutinitas dunia kerja seringkali melelahkan. Apalagi ketika Anda berada di kota besar, seperti Jakarta misalnya, jam-jam kerja Anda rasanya bertambah, sebab masih ada bonus kelelahan dari perjalanan menembus kemacetan. Saya sendiri butuh waktu sekitar dua jam untuk tiba di rumah hingga secara keseluruhan saya hampir bekerja selama setengah hari atau dua belas jam.
Sering kali kelelahan ini membuat kita tidak lagi memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan. Selain itu, tidak jarang pula kita merasa ilmu yang kita peroleh sudah cukup. Terutama ketika kita tidak lagi bekerja di bidang yang sesuai ilmu yang kita timba saat masih sekolah atau di universitas.


Rutinitas dunia kerja seringkali melelahkan. Apalagi ketika Anda berada di kota besar, seperti Jakarta misalnya, jam-jam kerja Anda rasanya bertambah, sebab masih ada bonus kelelahan dari perjalanan menembus kemacetan. Saya sendiri butuh waktu sekitar dua jam untuk tiba di rumah hingga secara keseluruhan saya hampir bekerja selama setengah hari atau dua belas jam.
Sering kali kelelahan ini membuat kita tidak lagi memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan. Selain itu, tidak jarang pula kita merasa ilmu yang kita peroleh sudah cukup. Terutama ketika kita tidak lagi bekerja di bidang yang sesuai ilmu yang kita timba saat masih sekolah atau di universitas.

Namun, Amsal yang kita baca kali ini mengajak kita melakukan hal yang sebaliknya. Kita diajak untuk membuka telinga, mata dan pikiran kita kepada pengetahuan; pengetahuan akan firman Allah dan berbagai ilmu pengetahuan. Jadi, tidak hanya spiritualitas, tapi juga intelektualitas. Sebab dengan demikianlah kita bisa menjalankan misi Allah dalam dunia kerja secara maksimal.

Masalahnya, maukah kita memberi waktu untuk belajar? Mungkin pertama-tama kita perlu belajar memberi waktu untuk belajar, dengan membiasakan diri menyisihkan waktu. Anda berani mencobanya?

Tambahlah kapasitas Anda bila tidak ingin digeser oleh yang lebih berkapasitas.

Ditulis oleh GKPS DENPASAR 0 komentar



Pada suatu hari seorang wanita sedang membimbing keponakannya belajar.Tapi tidak seperti biasanya, kali ini keponakannya tidak bisa berkonsentrasi. Ternyata salah satu kelerengnya hilang. Tiba - tiba anak itu berkata, "Bi, bolehkah aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku ?"
Ketika bibinya mengizinkan, anak itu lalu berlutut di dekat kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh - sungguh. Selesai berdoa dia bangkit berdiri dan melanjutkan pelajarannya.

Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab, dan dengan demikian akan melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya, "Sayang, apakah engkau sudah menemukan kelerengmu ?"

"Tidak, Bi" Jawab anak itu, "tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi."

Pada suatu hari seorang wanita sedang membimbing keponakannya belajar.Tapi tidak seperti biasanya, kali ini keponakannya tidak bisa berkonsentrasi. Ternyata salah satu kelerengnya hilang. Tiba - tiba anak itu berkata, "Bi, bolehkah aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku ?"
Ketika bibinya mengizinkan, anak itu lalu berlutut di dekat kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh - sungguh. Selesai berdoa dia bangkit berdiri dan melanjutkan pelajarannya.

Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab, dan dengan demikian akan melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya, "Sayang, apakah engkau sudah menemukan kelerengmu ?"

"Tidak, Bi" Jawab anak itu, "tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi."

Alangkah indahnya iman anak itu. Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdoa, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Maju terus dalam Tuhan, Tuhan Yesus memberkati saudara dan seisi rumah, Amin. Teriring salam dan doa.


Ditulis oleh GKPS DENPASAR Sunday, May 24, 2009 0 komentar


“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Markus 11:25

Siapakah di antara kita yang tidak pernah berbuat salah? Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10). Hanya Tuhan yang tidak pernah melakukan kesalahan! Karena kita tidak sempurna dan sering membuat kesalahan, baik sengaja ataupun tidak, maka kita sangat membutuhkan pengampunan dari Bapa. Namun Alkitab menyatakan bahwa sebelum kita memperoleh pengampunan dari Bapa, kita harus dapat mengampuni sesama kita terlebih dahulu seperti yang diajarkan oleh Yesus: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15).


Diambil dari bacaan AIR HIDUP RENUNGAN HARIAN, EDISI 12 Mei 2009 -

Baca: Markus 11:20-26

“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Markus 11:25

Siapakah di antara kita yang tidak pernah berbuat salah? Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10). Hanya Tuhan yang tidak pernah melakukan kesalahan! Karena kita tidak sempurna dan sering membuat kesalahan, baik sengaja ataupun tidak, maka kita sangat membutuhkan pengampunan dari Bapa. Namun Alkitab menyatakan bahwa sebelum kita memperoleh pengampunan dari Bapa, kita harus dapat mengampuni sesama kita terlebih dahulu seperti yang diajarkan oleh Yesus: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15).
Apabila kita terlalu sulit mengampuni orang lain, berarti kita juga belum beroleh pengampunan dari Tuhan. Orang yang dosanya diampuni Tuhan pasti mengalami rasa sukacita dalam hatinya dan mengalir kasih dari Bapa. Karena sukacita ada padanya, ia pun akan mudah mengampuni orang lain dan tidak suka mendendam. Sebagai anak-anak Tuhan kita harus mempunyai sifat pengampun seperti Yesus, yang bukan sekedar memberi teori ajaran tentang kasih, tetapi Dia terlebih dahulu sudah memberikan teladan hidup. Ketika Dia dicaci maki tidak membalas sedikitpun. Bahkan terhadap orang-orang yang menyalibkanNya Dia sanggup mengampuni. Tuhan Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:24). Kata kutuk dan umpatan tidak pernah keluar dari mulutNya, justru Dia mengampuni dan berdoa kepada Bapa bagi orang-orang yang membenci dan memusuhiNya.
Bagaimana dengan kita? Dapatkah kita mengampuni ketika kita disakiti oleh orang lain? Banyak orang Kristen yang masih terikat oleh roh sulit mengampuni, bahkan kepada orang yang bersalah dan sudah meminta maaf tetap saja kita tidak memaafkan, malah mencaci maki.

Ingat, bila kita tidak mengampuni orang lain, Tuhan pun tidak aan mengampuni dosa-dosa kita!

Ditulis oleh GKPS DENPASAR Monday, May 18, 2009 0 komentar

Subscribe here

Tentang Kami

My photo
Denpasar, Bali, Indonesia
WELLCOME to Gereja Kristen Protestan Simalungun Bali... Di sini tempat kita memuji Tuhan Yesus Kristus, tempat kita belajar Firman Tuhan... Let's praise Jesus Christ..!!Haleluya...

Pengurus Gereja

Pendeta
Pdt. Melena br. Turnip

Pimpinan Majelis

Vorhanger : St. Jansen Purba Sidagambir
Wapeng : St. Rajalim Saragih Simarmata
Sekretaris : Sy. Johny Damanik
Bendahara : St. W. Saragih Simarmata

Anggota Majelis
St. Rajalim Saragih
St. H. F. Sinaga
Sy. HJ. Sipayung
Sy. Enrico Purba
Sy. Doni F. Sinaga
Sy. Jayansen Sipayung
Sy. E. H. Sinaga
Sy. Jadima Purba Sidagambir
Sy. Benny Saragih
Sy. Jonrianto Purba

Seksi-seksi/Koordinator
Bapa: Sy. Jayansen Sipayung
Wanita: Ny. M. Lisbeth Br. Saragih
Pemuda: Sy. Donny Sinaga
SM: Ny. Evi K. Br. Girsang

Pembimbing
Bapa: St. H. F. Sinaga
Wanita: St. W. Saragih Simarmata
Pemuda: Sy. Jadima Purba Sidagambir
SM: Sy. Jonrianto Purba

Translate

GKPS Denpasar's Moments

Pensi Pgkps Denpasar

Ianan, Lokasi


View Tanjung Benoa in a larger map