Sacika Sadi adalah seorang guru Muslim terkemuka di Iran. Dia sangat miskin. Suatu ketika dia tidak punya sepatu untuk dipakai dan sayangnya dia tidak memiliki uang untuk membeli sepatu. Tanpa memakai sepatu, dia berjalan, kakinya terantuk kerikil dan memar. Dia selalu merasa tidak nyaman.
Suatu hari dia pergi ke masjid untuk sembahyang dan melihat, pada pintu masuk, seorang pria yang kedua kakinya diamputasi. Saat Sacika Sadi memperhatikan ketidakberdayaan pria itu, matanya terbuka.
Dia bersyukur kepada Tuhan. “O Tuhan, betapa baiknya Engkau! Engkau telah memberkati kedua kakiku!”
Kita selalu melihat apa yang dimiliki seseorang yang kita tidak punya. Semestinya kita melihat apa yang kita miliki dan orang lain tidak….Tuhan memberkati.
Sacika Sadi adalah seorang guru Muslim terkemuka di Iran. Dia sangat miskin. Suatu ketika dia tidak punya sepatu untuk dipakai dan sayangnya dia tidak memiliki uang untuk membeli sepatu. Tanpa memakai sepatu, dia berjalan, kakinya terantuk kerikil dan memar. Dia selalu merasa tidak nyaman.
Suatu hari dia pergi ke masjid untuk sembahyang dan melihat, pada pintu masuk, seorang pria yang kedua kakinya diamputasi. Saat Sacika Sadi memperhatikan ketidakberdayaan pria itu, matanya terbuka.
Dia bersyukur kepada Tuhan. “O Tuhan, betapa baiknya Engkau! Engkau telah memberkati kedua kakiku!”
Kita selalu melihat apa yang dimiliki seseorang yang kita tidak punya. Semestinya kita melihat apa yang kita miliki dan orang lain tidak….Tuhan memberkati.