Jika anda adalah orang percaya yang telah lahir baru, iri hati bukanlah bagian dari sifat rohani anda. Itu adalah sesuatu yang iblis coba tekankan pada anda agar anda menerimanya. Dia menggantungkannya di depan anda seperti umpan pada kait, berharap agar anda akan menggigitnya.
Dia ingin untuk mengalahkan anda! Dia ingin untuk membuat anda tetap sakit, miskin, sedih dan terus-menerus terperangkap di dalam masalah anda. Dan untuk dapat melakukannya, bagaimanapun juga dia harus dapat menghentikan anda dari hidup dengan iman.
Karena dia tidak dapat datang begitu saja dari pintu depan dan mencuri iman langsung dari hati anda, dia menyelinap masuk lewat pintu belakang. Dia menggunakan iri hati dan perselisihan untuk mengganggu aliran kasih di dalam hidup anda.
Begitu kasih terganggu, iman anda juga berhenti bekerja karena “iman bekerja oleh kasih” (Galatia 5:6 King James Version).
Banyak orang Kristen tidak mengerti prinsip tersebut sehingga mereka bergelut dalam pertentangan dan percekcokan satu dengan yang lainnya―dan bertanya-tanya mengapa selama ini iman mereka tidak membawa hasil. Mereka tidak menyadari bahwa agar dapat berjalan di dalam kuasa dan berkat dari Tuhan, mereka tidak dapat mengijinkan iri hati atau perselisihan untuk masuk ke dalam kehidupan mereka. Titik.
Yakobus 3:16 [King James Version] menunjukkan kepada kita mengapa itu benar. Di situ dikatakan, “Sebab di mana ada iri hati dan perselisihan di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” Dengan kata lain, iri hati dan perselisihan membuka pintu bagi iblis untuk masuk ke dalam kehidupan anda.
Jenis-jenis “perbuatan jahat” macam apa yang akan dibawa iblis melalui pintu yang terbuka tersebut? Segalanya dari depresi sampai pembunuhan. Ya, pembunuhan! Itu adalah perbuatan iri hati yang pertama kali dicatat. Iri hati bertanggung-jawab atas penumpahan darah yang pertama. Alkitab menceritakannya kepada kita di dalam Kejadian 4:3-7.:
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.
Kain merasa iri hati karena adiknya mendapatkan persetujuan dari Tuhan dan dia tidak.
Sekarang perhatikan bahwa Tuhan tidak berkata, Oh Kain, tak usah pikirkan tentang hal itu. Bagaimanapun juga, perasaan tersebut adalah sesuatu yang alamiah. Kamu hanya mengalami suatu persaingan antar saudara.
Tidak. Dia berkata, Kain, dosa sudah mengintip di depan pintu.
Kita semua perlu untuk memperhatikan kata-kata tersebut. Kita perlu untuk menyadari bahwa iri hati adalah dosa. Itu adalah kebalikan dari kasih. Iri hati berasal dari iblis dan jika kita mengijinkannya tinggal di dalam hidup kita, tak lama lagi kita akan menyerah pada roh jahat yang menguasainya.
Itulah yang dilakukan oleh Kain dan sebagai hasilnya dia “…memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia” (ayat 8).
Hal itu bukanlah kejadian satu-satunya. Jejak-jejak yang mematikan dari iri hati banyak dicatat di dalam Alkitab.
Sebagai contohnya, Mazmur 106:16-17 mengatakan kepada kita bahwa Datan iri hati kepada Musa dan Harun. Anda tahu apa yang terjadi kepadanya bukan? Dia ditelan oleh bumi.
Anak-anak Yakub menjual saudara mereka Yusuf sebagai budak karena iri hati. Mereka pikir dengan menyingkiran Yusuf, kehidupan mereka akan menjadi baik. Tetapi bukannya bertambah baik, hidup mereka malah bertambah buruk. Bahkan keadaan menjadi begitu buruknya sehingga mereka harus pergi ke negeri lain untuk mendapatkan makanan bagi keluarga mereka agar mereka tidak mati kelaparan.
Di dalam Perjanjian Baru, sikap orang-orang Farisi kepada Yesus diracuni oleh iri hati. Akhirnya, kita tahu bahwa hal itu mendorong mereka untuk membunuh Yesus, karena Matius 27:18 mengatakan, “…bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki [iri hati].”
Dari Kejadian sampai Wahyu anda dapat melihat iri hati dalam melakukan pekerjaannya yang jahat, mencoba untuk menghentikan rencana Tuhan.