Anda bisa fokus pada tujuan-tujuan Anda, atau Anda bisa fokus pada masalah-masalah Anda. Jika Anda fokus pada masalah, Anda akan menjadi orang yang berpusat pada diri sendiri: yaitu “masalah saya, hidup saya,sakit saya”. Tapi salah satu jalan termudah untuk keluar dari rasa sakit, adalah mengalihkan fokus Anda dari diri sendiri kepada orang lain dan Tuhan.
Saya menyadari bahwa meskipun ratusan ribu orang berdoa untuk Istri saya, mungkin Tuhan tidak akan menyembuhkan Kay atau membuatnya jadi mudah bagi dia. Karena rencana Allah bukan rencana kita, Penyakit ini telah sangat menyusahkan kami,namun Tuhan telah memperkuat karakternya, memberikannya pelayanan untuk menolong orang lain, memberikan dia sebuah kesaksian, menarik dia mendekat pada Tuhan dan orang lain. Anda harus belajar cara mengatasi hal yang baik maupun yang buruk dalam hidup Anda. Sebenarnya, kadang- kadang, belajar untuk mengatasi hal yang baik bisa lebih sulit. Misalnya, tahun terakhir ini tiba-tiba saja saat buku tersebut terjual 15 juta kopi, saya menjadi sangat kaya mendadak. Hal ini juga memberikan saya ketenaran yang tidak pernah harus saya hadapi sebelumnya.
Menurut saya, Tuhan tidak memberikan kita kekayaan dan ketenaran untuk ego kita sendiri atau supaya hidup kita menjadi enak, melainkan mesti dibagikan kembali untuk menjadi berkat buat sesama. Jadi saya mulai bertanya kepada Tuhan apa yang Dia ingin saya lakukan dengan uang, ketenaran, dan pengaruh ini. Tuhan berikan pengertian kepada saya, dan akhirnya saya membuat keputusan untuk : Pertama-tama, walaupun banyak uang yang mengalir masuk, kami tidak akan mengubah gaya hidup kami sedikitpun. Kami tidak membeli barang-barang mewah. Kedua, kami mendirikan organisasi yang disebut The Peace Plan untuk pelatihan pemimpin,pertolongan bagi yang miskin, pengobatan bagi yang sakit, dan pendidikan bagi generasi penerus. Ketiga, saya mengakumulasikan seluruh gaji saya selama 24 tahun terakhir dan mengembalikan semuanya. Sungguh membebaskan saat saya bisa melayani Tuhan secara gratis. Kita perlu menanyakan pada diri sendiri: Apakah saya akan hidup untuk harta? Kepopuleran? Kenikmatan? Apakah saya akan digerakkan oleh tekanan? Rasa bersalah? Kepahitan? Materialisme? .. Atau apakah saya akan digerakkan oleh tujuan Tuhan (bagi hidup saya)? Saat saya bangun di pagi hari, saya duduk di tepi tempat tidur dan berkata, “Tuhan, jika saya tidak berhasil menyelesaikan apa-apa hari ini, saya ingin mengenal Engkau lebih lagi dan mengasihi Engkau lebih baik.” Tuhan tidak menaruh saya di bumi hanya untuk memenuhi satu daftar tugas. Tuhan lebih tertarik dengan siapa diri saya daripada apa yang saya lakukan. Itulah sebabnya kita disebut “human beings” (manusia yang “ada”) dan bukan “human doings” (manusia yang “melakukan”).
Saat-saat bahagia, memuliakan Tuhan...
Saat-saat susah, cari Tuhan...
Saat-saat tenang, sembah Tuhan...
Saat-saat gelisah, percaya Tuhan...
Setiap saat... bersyukur pada Tuhan!
Tuhan mengasihimu. Tuhan lebih tertarik untuk mengubah hidup Anda menjadi kudus daripada membuat hidup Anda bahagia.