Seorang pujangga mengibaratkan hidup manusia bagaikan jam yang berdentang. Sekali per-nya diputar, suatu saat akan berhenti berdetik. Mungkin di tengah malam, rembang petang, sore, siang, atau bahkan pagi hari. Umumnya manusia tidak tahu kapan waktunya, namun satu hal sangatlah pasti: setiap orang mengalaminya.
Orang muda biasanya kurang peduli akan kematiaannya…. “Saya sih masih punya waktu lama….itu pasti akan kena orang lain dulu… Rasanya aku masih jauh sih…” Sesekali memang terpikir…. saat mendengar kematian kenalannya yang berusia masih muda… atau bayi yang baru dilahirkan. Memang, kita tak perlu terlampau takut atau kuatir. Namun, sangatlah indah untuk memaklumi apa yang ada dibalik tirai misteri itu.
Kematian jasmani berarti berhentinya fungsi jantung, kerja otak, serta semua alat tubuh stop bergerak. Lalu, apa gerangan yang terjadi sesudah kematian??..... banyak orang sering mereka-reka.
Bagaimana nasib kita sesudah kematian sangat tergantung pada bagaimana kita menjalani hidup kita di dunia ini bersama Tuhan. Yesus pernah berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup. Siapa yang percaya kepadaKu, walaupun ia mati…pasti akan dihidupkan!!!”. Kitab Suci menegaskan bahwa Yesus berkuasa menghancurkan segala kuasa dosa dan kematian akibat dosa manusia. Pernyataannya tegas sekali, “Yang menerima Yesus, akan memperoleh hidup!!!”. Bila maut menjemput kita, bukan saja kita akan beroleh hidup, namun juga beroleh tubuh yang baru di dalam kemuliaan.
Kadang-kadang ada saja yang mencoba untuk berhubungan dengan arwah-arwah. Ini perbuatan yang salah dan dapat mencelakakan. Sebab, yang disebut “arwah”, sebenarnya adalah kuasa setan yang menampilkan diri dalam rupa arwah dari orang yang kita kenal. Bila kita biarkan hubungan-hubungan semacam ini berkelanjutan, setan akan senang, karena ia berhasil semakin memikat kita dan menjauhkan kita dari Tuhan. Lantas… ketika waktunya tiba setan akan menguasai seluruh keberadaan manusia itu.
0 komentar