Tahun 2010 ini, seluruh GKPS di Indonesia memasuki tahun lingkungan hidup. Lingkungan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh gereja-gereja di dunia khususnya di Indonesia. Mengapa? Hal ini dikarenakan di dalam Alkitab sendiri Allah menghendaki agar manusia menjaga dan melestarikan lingkungan. Namun, saat ini tidak banyak gereja-gereja yang mau memperhatikan lingkungan dengan melakukan tindakan nyata yang secara langsung berdampak pada kelestarian lingkungan. Terbukti, masih banyak sekali gereja yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan di sekitar gereja itu sendiri. Sungguh memprihatinkan, tetapi mari kita semua sama-sama belajar untuk mau menjaga kelestarian lingkungan hidup mulai dari lingkungan di sekitar kita dahulu. Berikut artikel yang dapat kita baca sebagai bahan pelajaran bagi kita bersama.
Dunia sedang mengalami krisis lingkungan hidup. Global Warming semakin menjadi gejala global. Perubahan iklim yang ekstrim adalah salah satu dampak dari pemanasan global tersebut. Di sisi yang sangat ekstrim dengan kenyataan itu adalah kerusakan hutan akibat illegal logging yang masih berlanjut. Di Indonesia beberapa daerah yang hutannya dulu luas, kini semakin sempit. Akibatnya adalah banjir dan tanah longsor yang telah merengut nyawa manusia dan harta miliknya.
Gereja di Indonesia hadir dalam kenyataan itu. Maka, mau tidak mau, gereja harus memberi respon terhadap persoalan lingkungan hidup itu. Barangkali akan muncul pertanyaan, “Bukankah, lingkungan hidup adalah urusan duniawi, dan yang bertanggungjawab terhadapnya adalah Negara?” Pertanyaan itu barangkali masih merupakan dominan di kalangan umat atau jemaat gereja. Sebab, selama ini yang umat atau jemaat tahu bahwa gereja hanya berurusan dengan surga atau kehidupan setelah kematian. Maka, keterlibatan gereja dalam ikut serta mengatasi persoalan lingkungan hidup adalah dimulai dari perubahan paradigma berteologi.
Dunia sedang mengalami krisis lingkungan hidup. Global Warming semakin menjadi gejala global. Perubahan iklim yang ekstrim adalah salah satu dampak dari pemanasan global tersebut. Di sisi yang sangat ekstrim dengan kenyataan itu adalah kerusakan hutan akibat illegal logging yang masih berlanjut. Di Indonesia beberapa daerah yang hutannya dulu luas, kini semakin sempit. Akibatnya adalah banjir dan tanah longsor yang telah merengut nyawa manusia dan harta miliknya.
Gereja di Indonesia hadir dalam kenyataan itu. Maka, mau tidak mau, gereja harus memberi respon terhadap persoalan lingkungan hidup itu. Barangkali akan muncul pertanyaan, “Bukankah, lingkungan hidup adalah urusan duniawi, dan yang bertanggungjawab terhadapnya adalah Negara?” Pertanyaan itu barangkali masih merupakan dominan di kalangan umat atau jemaat gereja. Sebab, selama ini yang umat atau jemaat tahu bahwa gereja hanya berurusan dengan surga atau kehidupan setelah kematian. Maka, keterlibatan gereja dalam ikut serta mengatasi persoalan lingkungan hidup adalah dimulai dari perubahan paradigma berteologi.
0 komentar