Mazmur ini adalah suatu pernyataan pemazmur tentang dua kenyataan dalam diri manusia yakni kecenderungan kepada dosa dan kesetiaan kepada Tuhan. Dua kekuatan ini melibatkan manusia dalam perjuangan hidup yang tak kunjung putus. Namun menurut pemazmur, amat berhargalah setia kepada Tuhan yang selalu setia dalam kasih dan perlindungan-Nya.
2 Dosa berbisik di lubuk hati pendosa:*
“Tak perlu takut akan Allah”.
3 Dosa mengelabui matanya,*
guna menutup kesalahannya.
4 Si pendosa
menuturkan kejahatan dan tipu daya,*
tak pernah ia berlaku bijaksana
dan berbuat baik.
5 Di atas ranjang
ia merencanakan kejahatan,+
ia menempuh jalan yang tidak baik,*
dan tidak menolak yang jahat.
6 Ya Tuhan, kasih-Mu seluas langit,*
dan setia-Mu menjangkau awan.
7 Bagaikan gunung tinggi keadilan-Mu,+
hukum-Mu bagaikan samudera raya,*
manusia dan hewan Kaulindungi.
8 Amat berhargalah kasih setia-Mu,
ya Tuhan,*
umat manusia
bernaung di bawah sayap-Mu.
9 Mereka Kaupuaskan
dengan kelimpahan rumah-Mu,*
dan Kauberi minum
dari saluran kebahagiaan.
10 Pada-Mulah sumber kehidupan,*
dalam terang-Mu kami melihat cahaya.
11 Semoga tetaplah kasih-Mu
bagi orang yang mencintai Engkau,*
dan setia-Mu
bagi mereka yang tulus hati.
12 Janganlah si congkak
menginjak hamba-Mu,*
janganlah tangan pendosa
menghancurkan daku.
13 Orang yang berbuat jahat sudah jatuh,*
mereka dicampakkan
dan tak dapat bangun lagi.
Tuhan, dalam kasih dan kerahiman-Mu Engkau telah menciptakan kami, dan memberi kami kemampuan untuk selalu setia kepada-Mu. Dampingilah kami dalam perjuangan hidup ini agar kami tetap memilih Engkau dan meninggalkan yang jahat karena Engkaulah Tuhan yang selalu setia kepada setiap orang yang mencintai-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin. “Belajar layaknya berenang melawan arus. Bila Anda berhenti, seketika itu pula Anda akan terdorong ke belakang”.
(Confusius)
0 komentar